Jumat 08 Oct 2021 08:56 WIB

Pembangunan Pelabuhan Baru Ambon Dimulai Akhir 2021

Pembangunan infrastruktur dasar pelabuhan baru akan dibangun menggunakan APBN.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Friska Yolandha
Sejumlah buruh pelabuhan mengangkut bahan pangan ke kapal perintis di Pelabuhan Yos Sudarso, Kota Ambon, Maluku, Kamis (2/9/2021). Kementerian Perhubungan memastikan akan memulai pembangunan pelabuhan baru di Ambon yang terintegrasi dengan pusat perikanan.
Foto: Antara/FB Anggoro
Sejumlah buruh pelabuhan mengangkut bahan pangan ke kapal perintis di Pelabuhan Yos Sudarso, Kota Ambon, Maluku, Kamis (2/9/2021). Kementerian Perhubungan memastikan akan memulai pembangunan pelabuhan baru di Ambon yang terintegrasi dengan pusat perikanan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKATA -- Kementerian Perhubungan memastikan akan memulai pembangunan pelabuhan baru di Ambon yang terintegrasi dengan pusat perikanan. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan pembangunan pelabuhan tersebut ditargetkan akan dimulai akhir tahun ini. 

“Pembangunan pelabuhan baru di Ambon ditargetkan sudah dimulai pada akhir Desember 2021 atau Januari 2022,” kata Budi dalam pernyataan tertulisnya, Jumat (8/10). 

Budi memastikan, Kementerian Perhubungan telah melakukan realokasi anggaran pembiayaan pembebasan lahan untuk pembangunan awal pelabuhan tersebut. Dia mengungkapkan, pembangunan infrastruktur dasar dari pelabuhan baru tersebut akan dibangun menggunakan APBN.

Sementara itu, untuk pengembangan pelabuhan selanjutnya perlu dilakukan kerja sama pengelolaan pelabuhan baru  tersebut. Kerja sama tersebut antara PT Pelabuhan Indonesia (Peersero) atau Pelindo dengan pihak swasta melalui skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) atau pendanaan kreatif non APBN.

Budi menilai, pemmbangunan pelabuhan baru di Ambon sangat diperlukan  "Mengingat lokasi Pelabuhan Ambon eksisting berada di daerah pusat perdagangan, pemukiman, dan fasilitas umum perkotaan lainnya sehingga sudah sulit untuk dikembangkan karena area lahan yang terbatas," jelas Budi. 

Selain itu, kata dia, sejumlah kondisi lainnya yang menjadi potensi permasalahan yaitu pelabuhan kargo dan petikemas eksisting akan mencapai kapasitas maksimum dalam 10 hingga 15 tahun. Budi menuturkan, Teluk Ambon sebagai akses pelayaran ke luar dan menuju pelabuhan sangat padat dan pelabuhan perikanan eksisting yang telah mencapai kapasitas maksimum.

“Dengan adanya kondisi tersebut, maka diperlukan pembangunan Pelabuhan Ambon terpadu sebagai pusat pertumbuhan industri pengolahan ikan dan konsolidasi kargo dari wilayah Indonesia Timur,” ujar Budi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement