REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR--Upaya menggairahkan kembali bisnis kuliner khususnya usaha mikro di Pulau Dewata terus digiatkan berbagai kalangan di luar pemerintah. Belum lama ini, bukaPO, sebuah social commerce platform pertama di Bali yang diciptakan untuk membantu para usaha mikro yang terdampak pandemi mendapatkan pendanaan sebesar 200,000 dolar AS dari Bali Investment Club, perusahaan investasi yang fokus pada investasi berdampak sosial.
BukaPO secara resmi diluncurkan pada bulan Desember 2020 dan hingga saat ini sudah hampir 400 penggiat usaha makanan dan minuman rumahan telah bergabung dengan bukaPO serta berhasil menjual lebih dari 20,000 pesanan. Melalui konsep pre-order, para pengusaha mikro dapat mengurangi resiko keuangan dan dengan sistem mereka juga tidak perlu menyimpan bahan baku dalam jumlah yang besar.
Co-Founder Andy Adrian mengatakan bukaPO berkomitmen untuk menggunakan dana tersebut agar dapat memberi dampak sosial dan ekonomi yang lebih besar lagi bagi para micropreneur di Bali. "Kami menyediakan edukasi, cloud kitchen serta membangun ekosistem yang sehat melalui program Gotong Royong," kata Andy dalam keterangan tertulisnya Selasa, (5/10).
Managing Partner Bali Investment, Club Tom Courly and Nicolo Gastiglione berkomentar mereka sangat bangga dapat mendukung bukaPO karena konsepnya yang bisa memberdayakan serta membantu komunitas di Bali. Gagasan ini terbukti telah tumbuh secara organik di masa yang sangat sulit. Diharapkan dengan pendanaan ini, bukaPO dapat menjadi insiprasi bagi entrepreneur lain di Bali untuk menciptakan sebuah bisnis yang lebih berdampak secara sosial dan ekonomi. Bali Investment Club adalah sebuah perusahaan investasi yang berfokus dalam pendanaan dan membantu mentoring untuk para entrepreneur yang usahanya dapat memberikan dampak social bagi komunitas disekitarnya.
BukaPO juga sudah terlebih dahulu mendapatkan pendanaan dari beberapa social impact angel investor yaitu David Dharma Thomas mantan Managing Director of JP Morgan dan Delia Kirana the CEO of Wiryamanta.