REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pascaresmi menjadi Subholding Integrated Marine Logistics, PT Pertamina International Shipping (PIS) memastikan kesiapan mengawal proyek strategis Pertamina. PIS menerima pengalihan 6 Terminal Strategis dari Pertamina (Persero) dalam rangka pengembangan bisnis di sektor logistic dan storage, yaitu Fuel Terminal Tanjung Uban, Pulau Sambu, Kota Baru, Bau-Bau, dan LPG Terminal Tuban dan Tanjung Sekong.
Direktur Logistik dan Infrastruktur PT Pertamina Mulyono menyampaikan, pengambilalihan 6 terminal strategis oleh Pertamina International Shipping merupakan bentuk dukungan Pertamina selaku Holding kepada PIS sebagai subholding.
"(Juga) untuk dapat mendukung serta mewujudkan aspirasi Pertamina untuk berada di posisi top 100 perusahaan dunia Global Fortune 500 dengan valuasi 100 miliar dolar pada tahun 2024," ujar Mulyono, Jumat (17/9).
Plt Asisten Deputi Bidang Industri Energi, Migas Kementerian BUMN, Abdi Mustakim menjelaskan, kunjungan kerja ini dilaksanakan bersama direksi Pertamina dan PIS ke Terminal Tanjung Sekong untuk memastikan proyek strategis berjalan sesuai rencana.
"Kunjungan kerja juga untuk memberikan masukan perbaikan dalam kegiatan operasional di lapangan sebagai bentuk pengawasan dan pendampingan dari kementerian BUMN," kata Abdi, Jumat.
Direktur Utama PT Pertamina International Shipping Erry Widiastono menyampaikan, kegiatan management walkthrough ini bertujuan memastikan kelancaran operasional dan pengelolaan bisnis terminal strategis setelah mendapatkan persetujuan dari Kementerian BUMN.
"Melakukan pengelolaan bisnis di multi sektor baik Transportasi, Logistik, dan Storage membuat PIS terus berkembang dengan meningkatkan kehandalan sarana dan fasilitas serta aspek manajerial untuk dapat melayani subholding (SH) lainnya dari hulu sampai ke hilir," pungkas Erry.
Terminal LPG Tanjung Sekong memiliki luas 12,9 hektare dengan kapasitas tanki timbun sebesar 98.000 MT dan jetty/dermaga dengan kapasitas sampai 65 ribu DWT sehingga dapat disandari Kapal VLGC Pertamina Gas 1 dan 2 dengan kapasitas 45 ribu MT untuk melayani distribusi LPG di sebagian wilayah Region Sumbagsel, Jawa Bagian Barat dan Jawa Bagian Tengah dengan estimasi thruput 200 ribu MT per bulan, dan menjadi urat nadi pendistribusian LPG nasional.