Senin 30 Aug 2021 23:22 WIB

Biofarma Harap Terapi Sel Punca Jadi Terbosan

Terapi sel punca terbilang aman.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Fuji Pratiwi
Webinar Stem Cell Sebagai Terapi Adjuvan Covid-19 yang diselenggarakan Republika pada Senin (30/8).
Foto: republika
Webinar Stem Cell Sebagai Terapi Adjuvan Covid-19 yang diselenggarakan Republika pada Senin (30/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Terapi sel punca atau stem cell diharapkan menjadi terobosan baru dalam pemulihan kondisi pascasembuh dari Covid-19. Scretome, nama terapi itu, menggunakan sel punca yang dipanen dari tali pusat.

Sel punca mesenkim adalah agen imunomodulator dan anti-inflamasi yang kuat dengan fungsinya untuk menormalkan fungsi sistem kekebalan tubuh yang sebelumnya diubah oleh Covid-19. Efek anti-inflamasi dari metode sel punca ini telah dilakukan sejak lama dan terbukti berhasil digunakan pada beberapa penyakit autoimun, seperti rheumatoid arthritis dan multiple sclerosis.

Baca Juga

Diketahui, beberapa pasien yang sembuh atau penyintas Covid-19 merasakan sejumlah gejala yang mengganggu kesehatan. Kepala Divisi Immunosera, Regenerative and Protein-based Therapy PT Biofarma, Rachmawati Noverina menjelaskan, alasan sel punca menjadi kandidat dalam penyembuhan pasca-Covid-19 karena sel punca memiliki properti yang tidak dimiliki sel biasa.

"Jadi dia memiliki properti untuk memodulasi sistem imun, mikroba, antivirus, dan juga bisa memperbaiki jaringan yang rusak. Kelebihan lainnya, sel punca tidak ditolak oleh tubuh. Jadi bisa dikatakan aman," kata Noverina memberi penjelasam dalam Webinar "Stem Cell Sebagai Terapi Adjuvan Covid-19" yang diselenggarakan Republika secara daring, Senin (30/8).

Ia menuturkan, selama penelitian dilakukan, sel punca terbukti bisa memberikan pengobatan. Hal unik dari sel punca ini, lanjut Noverina, adalah dapat berjalan di pembuluh darah.

"Sel punca berjalan di pembuluh darah nanti akan nyangkut di paru-paru. Bagi pasien Covid-19, sel punca ini dapat menghentikan badai sitokin, mencegah fibrosis paru, memperbaiki disfungsi paru, memperbaiki lingkungan mikro paru, melindungi sel epitel alveolar paru, dan meningkatkan fungsi paru, " tutur dia.

Wakil Ketua Tim Stem Cell RS Hasan Sadikin Bandung Ahmad Faried pun memastikan sel punca ini sangat aman bagi manusia. Adapun target dari terapi sel punca ini adalah untuk menghentikan badai sitokin.

Ia mengungkapkan, uji klinis sudah dilakukan timnya sejak 12 Maret 2021. Saat ini, timnya sudah sampai tahap pengambilan sampel ketiga dan diharapkan akan keluar hasilnya pada akhir tahun ini.

Ia menambahkan, untuk pasien Covid-19 kritis yang menggunakan alat bantu pernapasan juga sudah ada yang diberikan terapi sel punca oleh tim peneliti dari Universitas Indonesia (UI). "Uji klinis itu bahkan sudah memiliki izin Kemenkes, sudah bagus. Jika menggunakan sel pasien Covid-19 menunjukan penururnan pro-inflamati. Jadi ini kita buktikan di klinis tapi kita buktikan dengan skala kecilnya modulatornya," ujar Faried.

Faried mengatakan, tim peneliti akan mempublikasikan hasil penelitian mereka akhir tahun ini.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement