Senin 30 Aug 2021 10:07 WIB

Bank Mandiri Raih Kinerja Solid, Kredit UMKM Naik 20 Persen

Kenaikan pembiayaan UMKM Mandiri diimbangi kualitas kredit dengan rasio NPL Gross

 Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi mengatakan keberhasilan perseroan dalam menjaga tren pertumbuhan dana murah ini juga ikut menekan biaya dana atau cost of fund (CoF) Bank Mandiri secara YtD (bank only) menjadi 1,71 persen turun dari level 2,53 persen pada akhir tahun lalu.
Foto:

Untuk mengoptimalkan pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan, Bank Mandiri telah melakukan penajaman strategi, dimana strategi ini tentunya sejalan dengan prospek pertumbuhan ekonomi di Indonesia yang mulai menunjukkan kinerja positif, tercermin dari pertumbuhan ekonomi di kuartal II 2021 sebesar 7,07 persen. 

Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi menegaskan, terdapat tiga fokus dalam penajaman bisnis perseroan. Pertama, integrasi bisnis wholesale dan ritel dengan memaksimalkan potensi value chain pada ekosistem nasabah wholesale. 

Kedua, mengoptimalkan potensi bisnis dan sektor unggulan di wilayah serta penyaluran kredit dilakukan secara prudent kepada targeted customer dengan mempertimbangkan sektor yang masih potensial dan pemulihannya lebih cepat sehingga menghasilkan kualitas kredit yang cukup baik. Ketiga, Bank Mandiri akan mengakselerasi digital dengan mengembangkan solusi digital, perbaikan proses, modernisasi channel, serta peningkatan kapabilitas core banking. 

“Lewat strategi ini, Bank Mandiri optimis kredit secara bank only mampu tumbuh 6 persen hingga 7 persen YoY pada akhir tahun 2021, tentunya dengan tetap memprioritaskan pertumbuhan secara berkualitas," imbuhnya.

Komitmen ini salah satunya diwujudkan lewat penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang merupakan program andalan pemerintah untuk menyediakan akses pelaku UMKM pada pembiayaan, Bank Mandiri telah menyalurkan KUR sebesar Rp 19,68 triliun pada akhir paruh pertama tahun ini atau 63,5 persen dari target 2021, dengan jumlah penerima lebih dari 200 ribu debitur UMKM dengan kualitas yang terjaga baik. 

Lalu pada program restrukturisasi kredit terdampak pandemi, Bank Mandiri telah memberikan persetujuan restrukturisasi debitur terdampak pandemi yaitu kepada lebih dari 548 ribu debitur dengan nilai persetujuan sebesar Rp 126,5 triliun. Dari nilai tersebut, hingga Juni 2021, total baki debet restrukturisasi Covid-19 sebesar Rp 96,5 Triliun, dimana 62 persen dari total debitur restrukturisasi merupakan pelaku usaha UMKM. 

Tidak hanya itu, inovasi serta akselerasi digital Bank Mandiri juga telah membuahkan hasil positif. Digitalisasi layanan melalui aplikasi Livin' by Mandiri sampai dengan Juni 2021 mencatat 7,8 juta pengguna, meningkat 45 persen dari periode setahun sebelumnya. 

Dari jumlah tersebut, transaksi finansial Livin' by Mandiri mencatatkan kenaikan sebesar 65 persen secara YoY menjadi 434,9 juta transaksi dengan nilai transaksi mencapai Rp 728,9 triliun per Juni 2021.

Sadar akan potensi keuangan digital yang masih luas, Bank Mandiri di tahun 2021 ini tengah melakukan pengembangan solusi digital guna mendorong pertumbuhan transaksi digital nasabah dengan memberikan  solusi kemudahan digital baik bagi kebutuhan perusahaan mapun individual. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement