REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djajadi mencatat dari 12 perusahaan yang berstatus unicorn saat ini, setenganya berasal dari Indonesia. Inarno menilai ke depan Indonesia akan berpotensi menjadi negara yang menghasilkan banyak unicorn.
"Indonesia juga memiliki potensi besar menghasilkan unicorn baru dimana terdapat 27 perusahaan startup dengan status centaur," kata Inarno, Jumat (6/8).
Dengan proyeksi perusahaan unicorn yang cukup banyak tersebut, bursa berharap perusahaan-perusahaan tersebut bisa mengikuti langkah PT Bukalapak.com Tbk, perusahaan unicorn pertama yang mencatatkan sahamnya di pasar modal.
Bursa, kata Inarno, sangat terbuka untuk menjadi rumah atau wadah bagi para unicorn centaur dan perusahaan teknologi lainnya untuk mengembangkan bisnis perusahaan. "Dengan adanya IPO Bukalapak kami berharap dapat memberikan inspirasi bagi para pemilik dan manajemen perusahaan termasuk unicorn centaur dan tech startup lainnya untuk memberikan karya terbaik bagi negeri ini," ucap Inarno.
Perusahaan unicorn adalah sebutan yang digunakan bagi perusahaan besar dengan nilai valuasi yang mencapai satu miliar dolar AS atau sekitar Rp 140 triliun.
Selain PT Bukalapak.com dikabarkan perusahaan teknologi lainnya yang akan masuk ke bursa saham adalah GoTo, perusahaan hasil merger Gojek dan Tokopedia.