Kamis 05 Aug 2021 17:16 WIB

Survei: Masyarakat Tertarik Gambar Jernih Siaran TV Digital

Siaran televisi terestrial digital akan dimulai pada 17 Agustus 2021.

Kementerian Komunikasi dan Informatika akan melakukan migrasi penyiaran televisi dari saluran analog yang telah mengudara hampir 60 tahun ke saluran digital dengan analog switch off (ASO) mulai Agustus 2021 dilakukan secara bertahap hingga November 2022. (Foto: Warga menonton televisi di salah satu warung kopi di Rangkasbitung, Lebak, Banten)
Foto: ANTARA/Muhammad Bagus Khoirunas
Kementerian Komunikasi dan Informatika akan melakukan migrasi penyiaran televisi dari saluran analog yang telah mengudara hampir 60 tahun ke saluran digital dengan analog switch off (ASO) mulai Agustus 2021 dilakukan secara bertahap hingga November 2022. (Foto: Warga menonton televisi di salah satu warung kopi di Rangkasbitung, Lebak, Banten)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Survei yang diadakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menunjukkan masyarakat tertarik untuk menonton siaran televisi terestrial digital karena gambar lebih jelas dan jernih. "Ini luar biasa jawabannya, (yang menjawab) gambar lebih jelas 86,55 persen," kata Direktur Penyiaran, Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika Kemenkominfo Geryantika Kurnia saat acara virtual "Killer Content Dalam Rangka Mendorong Percepatan Masyarakat Pindah Ke Siaran TV Digital", Kamis (5/8).

Data tersebut berdasarkan survei Kemenkominfo untuk analog switch off tahap pertama, yang berlangsung di wilayah siaran Aceh 1, Kepulauan Riau 1, Banten 1, Kalimantan Timur 1, Kalimantan Utara 1 dan Kalimantan Utara 3. Selain gambar yang jelas, sebanyak 80,70 persen masyarakat tertarik beralih ke siaran televisi terestrial digital karena suara lebih jernih, 65,6 persen kanal lebih banyak dan 43,27 persen karena tidak berbayar.

Baca Juga

Meski antusiasme masyarakat di wilayah ASO tahap I tinggi, baru 32,62 persen yang mengetahui siaran digital, dan selebihnya 67,38 persen menjawab tidak tahu. Kemenkominfo melihat hasil ini menunjukkan bahwa mereka perlu lebih gencar lagi menggelar sosialisasi tentang siaran televisi terestrial digital.

Ketika ditanya apakah mereka berencana beralih ke siaran televisi digital, hampir separuh responden, yaitu 41,21 persen, menjawab belum tahu. Terdapat 37,22 persen lainnya yang mau pindah jika siaran televisi analog sudah berhenti. 

Sementara yang segera beralih ke siaran digital baru 10,52 persen. Indonesia akan menghentikan siaran digital secara bertahap, ditargetkan selesai pada 2 November 2022, sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja.

Penghentian siaran televisi terestrial analog (analog switch off) tahap pertama dijadwalkan paling lambat berlangsung hingga 17 Agustus nanti. Saat ini di wilayah ASO tahap I sudah berlangsung siaran simulcast atau siaran televisi analog dan digital dalam waktu yang sama.

Sementara Asosiasi televisi menyatakan siap menggelar siaran televisi teresterial digital yang secara bertahap akan dimulai tahun ini. "Dari 10 anggota, kami telah siap bersiaran digital, terutama di daerah yang analog switch off tahap pertama, 17 Agustus nanti," kata Ketua Asosiasi Televisi Swasta Indonesia, Syafril Nasution, dalam webinar tentang siaran televisi digital, Kamis.

Kesiapan untuk bersiaran digital juga dinyatakan Asosiasi Televisi Lokal Indonesia. Namun, mereka menitikberatkan bagaimana implementasi siaran digital nanti terutama di daerah yang jauh dari pusat kota.

Ketua Asosiasi Televisi Lokal Indonesia, Bambang Santoso, mengatakan, kesiapan siaran digital di daerah terkait apakah masyarakat sudah siap untuk menerima siaran televisi terestrial digital.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement