REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Guna menjaga produktivitas tebu nasional, Direktorat Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian (Kementan) akan memperkuat kemitraan petani dengan industri mulai dari hulu hingga hilir. Selain itu juga perluasan tetap terus dilakukan.
“Kita tidak ingjn disaat produktivitas dan rendenmen tinggi, mengalami masalah pada saat pengolahannya,” ujar Direktur Tanaman Semusim dan Rampah, Direktorat Jenderal Perkebunan, Hendratmojo Bagus Hudoro, Senin (12/7).
Sebaliknya, kata Bagus, ketika industri mengharapkan bahan baku yang bermutu dan banyak, tidak terkendala dengan bahan bakunya. Karena itu, dari sisi hulu Kementan terus mendorong perluasan areal untuk menghasilkan produksi tinggi dan bagus. Sementara di hilir industri juga harus membeli tebu petani dengan harga yang kompetitif serta menghasilkan gula yang baik.
Bagus mengatakan, untuk memperkuat kemitraan kelompok tani Kementan akan bekerjasama dengan Kementerian Perindustrian dan BUMN. Sehingga saat petani menjual panennya kepada pabrik gula dengan mutu yang baik, mendapatkan harga wajar.
Ia mengatakan, sekalipun ada produk yang masih kurang sesuai, maka industri harus ikut andil untuk memberi binaan seperti memperbaiki kebun sampai panen agar petani mendapat kepastian harga. “Jangan sampai petani yang menjual tebunya dengan hasil bagus dan tidak bagus, diharga sama, ini menjadi tidak adil bagi petani,” kata Bagus.
Bagus mengatakan, untuk percepatan program swasembada gula konsumsi nasional tahun 2021 sebesar 10.798 hektar (Ha) yang terbagi menjadi beberapa kegiatan yakni perluasan seluas 1000 Ha, rawat ratun 6.798 Ha, dan bongkar ratun 3.000 Ha.