REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah menyebut ekonomi dan keuangan syariah memiliki peran yang semakin penting dalam perekonomian nasional, terutama dalam kondisi krisis. Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan ekonomi syariah menjadi salah satu pilar utama penopang pemulihan ekonomi.
“Oleh karena itu, momen ini harus dimanfaatkan. Tidak hanya untuk percepatan pemulihan ekonomi, namun juga untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berkeadilan dan sesuai dengan prinsip berkelanjutan,” ujarnya saat launching buku yang disiarkan melalui kanal Youtube KNEKS, Selasa (29/6).
Sri Mulyani menjelaskan mekanisme redistribusi ekonomi syariah adalah jaring pengaman sosial. Adapun kelompok tidak mampu selalu diberikan perhatian lebih.
Hal ini sesuai dengan salah satu isi Pancasila, yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Hal yang sama seperti desain kebijakan pemerintah untuk membangun jaring pengaman sosial melalui berbagai program bantuan sosial.
Langkah-langkah ini, menurut Sri Mulyani, untuk meningkatkan kemampuan kelompok lemah, miskin, dan tertan. Adapun tujuannya, mereka semakin mampu juga mengejar ketertinggalan dalam meningkatkan keahlian agar memiliki kesempatan yang sama untuk maju.
“Sistem keuangan syariah yang berbasis bagi hasil pun mampu menciptakan keberlanjutan. Hal ini menghindari pengambilan risiko yang berlebihan,” ungkapnya.
Menurutnya prinsip tersebut sejalan dengan sustainable development goals (SDGs) atau tujuan pengembangan berkelanjutan yang mencakup aspek pembangunan manusia, penguatan sosial, bidang ekonomi, dan menjaga lingkungan.
“Melihat potensi sebagai salah satu sumber ekonomi baru, pemerintah memiliki komitmen yang besar untuk mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia,” ucapnya.