REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Unit Usaha Syariah (UUS) PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga Syariah) menargetkan perolehan laba sebesar Rp 1,45 triliun pada 2021. Target tersebut ditopang antara lain oleh pembiayaan segmen konsumer dan UMKM.
Direktur Syariah Banking CIMB Niaga Pandji P Djajanegara mengatakan, tahun ini perusahaan fokus pada perbaikan rasio-rasio keuangan serta kualitas aset. "Laba per kuartal I 2021 mencapai Rp 459 miliar, naik 42,5 persen (yoy) dan target laba sekitar Rp 1,45 triliun di akhir tahun," kata Pandji dalam Diskusi Bersama CIMB Niaga Syariah, Kamis (24/6).
Aset CIMB Niaga Syariah tercatat meningkat menjadi Rp 45,4 triliun per akhir Maret 2021, tumbuh 7,2 persen (yoy). Perolehan tersebut membuat CIMB Niaga Syariah dapat mempertahankan posisinya sebagai UUS terbesar di Indonesia dari sisi aset.
Selain itu, share of book atau porsi aset terhadap induk juga terus meningkat. Porsi aset syariah kini mencapai 16,6 persen, pembiayaan 18,7 persen, pendanaan sebesar 14,8 persen, dan profitabilitas sekitar 35,3 persen.
"Kita targetkan di 2024 porsi-porsi ini meningkat hingga 25 persen dengan penerapan strategi sharia first," kata Pandji.
Kualitas aset dapat terjaga dengan baik, tercermin dari rasio non-performing financing (NPF) yang hanya sebesar 0,9 persen. Pandji mengatakan, nilai rasio pembiayaan bermasalah dijaga tidak lebih dari satu persen.
Tahun ini, CIMB Niaga Syariah menargetkan pertumbuhan pembiayaan sekitar 10 persen. Ditopang sektor konsumer dan UMKM yang sudah tumbuh cukup signifikan. Konsumer terutama dikontribusi oleh KPR yang naik 16,7 persen menjadi Rp 15 triliun. Jumlah tersebut merupakan 30 persen dari total portofolio KPR di CIMB Niaga.
Selain itu, pembiayaan juga ditopang kartu pembiayaan yang naik sekitar 15,5 persen. Secara total pembiayaan per kuartal I 2021 yakni Rp 32,4 triliun, tumbuh 1,6 persen dari akhir 2020.
Pandji menerangkan, nilai aset yang dibukukan CIMB Niaga Syariah ditopang oleh penyaluran pembiayaan tersebut dan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) yang sebesar Rp 29,6 triliun. Rasio dana murah atau current account savings account (CASA) tercatat sebesar 50,2 persen pada kuartal pertama 2021, naik 11,8 persen (yoy).
Ini salah satunya didukung oleh fasilitas perbankan digital yang lengkap agar meningkatkan customer experience. Seperti diantaranya melalui Octo Mobile yang dirancang layaknya Super App.