REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sejumlah kreditur yang membeli obligasi terkait PJSC Etihad Airways sedang bersiap untuk melelang maskapai penerbangan Alitalia dan Air Berlin senilai 463 juta dolar AS atau setara Rp 6,621 triliun (kurs Rp 14.300 per dolar AS). Hal itu dilakukan untuk memulihkan sebagian investasi mereka karena maskapai tersebut mengalami kebangkrutan.
Dikutip dari Bloomberg, Kamis (17/6) perwakilan amanat obligasi yang diterbitkan oleh EA Partners I dan II menyewa Barclays Bank Plc untuk mengatur penjualan. Pembeli potensial akan dapat mengakses dokumentasi pada 21 Juni 2021 dan lelang akan berlangsung dalam waktu dua pekan.
Air Berlin, Alitalia, dan Jet Airways India sebelumnya telah mengajukan kebangkrutan. Sementara itu, sejauh ini kreditur gagal mencapai kesepakatan atas utang Air Seychelles dengan pemerintah setempat.
Investor di EA Partners hanya menerima 43 persen dari uang mereka ketika wesel tersebut jatuh tempo tahun lalu. Pemegang obligasi EA Partners II juga hanya menerima sebagian dari uang yang terutang saat wesel jatuh tempo awal bulan ini.
Di sisi lain, pemegang obligasi termasuk BlueBay Asset Management, Sandglass Capital Advisors, Sancta Capital, dan VR Global Partners tidak dapat membawa Etihad Airways ke meja perundingan selama dua tahun terakhir. Hal tersebut terjadi karena operator penerbangan tersebut tidak mengakui utang itu sebagai miliknya.
Etihad Airways menjual obligasi senilai 1,2 miliar dolar AS antara 2015 dan 2016 dengan bantuan pemodal Lars Windhorst dan Goldman Sachs Group Inc. Hal tersebut dilakukan untuk menopang maskapai penerbangan yang merugi.