REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah menyerap dana sebesar Rp 10 triliun dari lelang enam seri surat berharga syariah negara (SBSN) atau sukuk negara dengan total penawaran yang masuk sebesar Rp 46,67 triliun.
Berdasarkan keterangan resmi dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan seperti dikutip Rabu (16/6), hasil lelang sukuk ini memenuhi target indikatif sebesar Rp 10 triliun.
Adapun jumlah dimenangkan seri SPNS03122021 sebesar Rp 0,5 triliun serta imbal hasil rata-rata tertimbang 3,1936 persen.
Penawaran masuk seri SBSN yang jatuh tempo 3 Desember 2021 ini sebesar Rp 1,74 triliun, dengan imbal hasil terendah masuk 3,18 persen dan tertinggi 3,26 persen.
Untuk seri PBS027, jumlah dimenangkan sebesar Rp 6,55 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 4,37991 persen.
Penawaran masuk seri SBSN yang jatuh tempo pada 15 Mei 2023 ini sebesar Rp 19,9 triliun, dengan imbal hasil terendah masuk 4,35 persen dan tertinggi 4,75 persen.
Untuk seri PBS017, jumlah dimenangkan sebesar Rp 0,9 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 5,34984 persen.
Penawaran masuk seri SBSN yang jatuh tempo pada 15 Oktober 2025 ini sebesar Rp 12,74 triliun dengan imbal hasil terendah masuk 5,34 persen dan tertinggi 5,52 persen.
Untuk seri PBS29, jumlah dimenangkan sebesar Rp 2,05 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 6,51507 persen.
Penawaran masuk seri SBSN yang jatuh tempo 15 Maret 2034 ini sebesar Rp 5,45 triliun dengan imbal hasil terendah masuk 6,45 persen dan tertinggi 6,62 persen.
Pemerintah tidak memenangkan lelang dari PBS004 dan PBS028, meski penawaran masuk mencapai masing-masing sebesar Rp 2,91 triliun dan Rp 3,91 triliun, mengingat lelang hari ini sudah memenuhi target.
Dari hasil lelang ini, maka realisasi penerbitan sukuk negara hingga Januari sampai Juni 2021 sebesar Rp 133,94 triliun.