Kamis 17 Jun 2021 00:30 WIB

Ekosistem Digital Perlu Perhatikan Aspek Keberlanjutan

Industri TIK diperkirakan mengonsumsi 8,5 persen listrik global pada 2035.

Rep: Intan Pratiwi / Red: Satria K Yudha
Pekerja merakit panel listrik yang diproduksi di pabrik pintar Schneider Electric Indonesia, Cikarang, Jawa Barat, Selasa (25/6/2019).
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Pekerja merakit panel listrik yang diproduksi di pabrik pintar Schneider Electric Indonesia, Cikarang, Jawa Barat, Selasa (25/6/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan pengelolaan energi dan automasi, Schneider Electric Indonesia, mengajak industri untuk bersama-sama membangun ekosistem digital yang tangguh dan berkelanjutan. Hal ini dinilai penting untuk mengatasi perubahan iklim dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

Schneider Electric memperkirakan, industri teknologi informasi dan komunikasi (TIK) akan mengonsumsi 8,5 persen listrik global pada 2035. Sebagian besar konsumsi tersebut berasal dari data center

Diperkirakan juga bahwa pada 2025  penggunaan energi oleh industri TIK akan membengkak menjadi 20,9 persen dari total global dan menyumbang 5,5 persen dari emisi gas rumah kaca global. Dengan demikian, upaya untuk memastikan kelestarian lingkungan semakin lebih besar. 

Cluster President Schneider Electric Indonesia & Timor Leste Roberto Rossi mengatakan, data center sebagai tumpuan dalam pengembangan ekosistem digital harus dikelola secara lebih efisien, cerdas, adaptif, dan berkelanjutan. Menurut dia, pelaku bisnis di Asia, termasuk Indonesia, memiliki peluang untuk menjadi yang terdepan dalam aksi iklim. 

Ia pun mendorong pemanfaatan kecanggihan teknologi dalam meningkatkan efisiensi untuk pengembangan pasar secara berkelanjutan dan pengembalian imbal hasil yang tinggi jangka panjang. "Elektrifikasi yang didukung oleh teknologi manajemen digital memiliki potensi besar sebagai sumber energi bersih yang aman, andal, dan berkelanjutan yang dapat membantu memenuhi kebutuhan bisnis secara bertanggung jawab tanpa mengorbankan masa depan," kata Rossi dalam webinar, Rabu (16/6).

Menurut dia, saat ini telah banyak perusahaan yang sadar dan mulai memperhatikan konsumsi karbon dengan cermat dan meminimalkan beban mereka terhadap lingkungan. Schneider Electric, kata dia, juga menekankan aspek keberlanjutan sebagai inti bisnis dan siap menjadi mitra digital bagi keberlanjutan dan efisiensi. 

Business Vice President Secure Power Schneider Electric Indonesia & Timor Leste Yana Achmad Haikal mengatakan, ketika sebuah perusahaan bergerak menuju digitalisasi produk dan layanan, kesuksesan bisnis semakin bergantung pada data center yang andal dan berkelanjutan. "Serta mitra penyedia layanan yang bertanggung jawab. Pelaku bisnis mencari penyedia layanan data center yang dapat menerapkan pendekatan yang lebih beragam dan fleksibel untuk kebutuhan migrasi cloud dan edge mereka," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement