REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Fluktuasi harga daging ayam dari hulu ke hilir kerap terjadi. Hal itu membuat peternak menelan kerugian ketika harga jatuh, namun menyulitkan konsumen ketika harga melonjak.
Kepala Satgas Pangan, Helfi Assegaf, mengatakan, salah satu hasil temuan dari hasil kajian terdapat banyak perusahaan maupun peternak baru yang belum terdaftar dengan baik. "Ini harus dijelaskan siapa yang tanggung jawab dengan ini dan siapa yang mengkomunikasikan. Ini supaya bisa dikontrol dengan baik dan pasar diarahkan dengan benar. Tentu ini jadi salah satu evaluasi kita," kata Helfi, dalam Rembuk Perunggasan Nasional IX, Rabu (16/6).
Lebih lanjut, ia mengatakan, jika data dimanipulasi, otomatis kebijakan pemerintah di bidang perunggasan akan tidak sesuai dengan situasi riil. Hal itu pun bisa berujung pada tindak pidana bagi pihak-pihak yang sengaja melakukan manipulasi.
"Jadi tolong, dalam memasukkan data dengan benar sesuai dengan sistem yang ada karena kita akan cocokkan langsung dengan fisik di lapangan. Sesuai atau tidak," kata dia.
Adapun mengenai masalah pangan yang selalu mengalami kenaikan harga, ia mengatakan itu disebabkan oleh banyak faktor. Salah satu yang sering terjadi yani jalur transportasi yang bermasalah dan akibat persoalan gagal panen di tingkat petani.
"Ini perlu kita tinjau bersama. Di lapangan pun setiap anggota kami sudah diberikan atensi untuk jangan menganggu distribusi pangan," kata dia.