REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Direktur Utama PT Jakarta International Container Terminal (JICT) Budi Cahyono mengatakan saat ini JICT terus menciptakan produktivitas. Budi menuturkan, dalam mempercepat proses bongkar muat di pelabuhan, JICT melakukan sejumlah inisiatif.
"Pertama, kami melakukan penambahan tenaga operator Rubber Tyred Gantry Crane (RTGC) di JICT," kata Budi dalam konferensi video, Rabu (16/6).
Dia mengatakan, penambahan tersebut dilakukan dari sebelumnya 38 menjadi 40 operator per shift. Penambahan tersebut dimulai pada Ahad (13/6).
Selanjutnya, Budi menuturkan, Adjustment Deployment Manpower RTGC dilakukan sesuai dengan workload di lapangan. Dia mengatakan, penyesuaian deployment operator akan dimaksimalkan pada shift dua dan tiga yang memiliki workload sangat padat.
Ketiga, kata Budi, prioritas RTGC untuk melayani kegiatan di lapangan dibanding pelayanan kapal jika terjadi kepadatan. "Pada saat pelayanan padat di lapangan, misal terjadi antrian panjang, maka terminal akan menghentikan untuk sementara kegiatan bongkar kapal dan alat RTGC di fokuskan untuk melayani kegiatan receiving dan delivery," jelas Budi.
Selanjutnya, Budi memastikan JICT juga melakukan sosialisasi kepada asosiasi. Dia menuturkan, terminal telah melakukan sosialisasi terkait pelayanan operasional kepada asosiasi serta meluruskan informasi terkait standar kinerja pelayanan di JICT.
Budi mengatakan, berkaitan dengan KPI kinerja pelayanan peti kemas di JICT, Otoritas Pelabuhan Tanjung Priok telah menetapkan batas waktu maksimal untuk delivery 117 menit dan receiving 85 menit. Realisasinya, kata dia, di JICT untuk delivery 109 menit dan receiving 72 menit.
"Ini artinya JICT bisa melakukan lebih baik dari standar yang ditetapkan. JICT berkomitmen untuk terus memberikan pelayanan yang efisien dan berkualitas bagi seluruh pengguna jasa," ungkap Budi.