Jumat 28 May 2021 16:48 WIB

IHSG Ditutup Menguat di Akhir Pekan

IHSG ditutup menguat tipis sebesar 0,12 persen ke level 5.848,61.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Nidia Zuraya
Pekerja melihat telepon pintarnya dengan latar belakang layar pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. ilustrasi
Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Pekerja melihat telepon pintarnya dengan latar belakang layar pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir di zona hijau pada perdagangan akhir pekan ini, Jumat (28/5). IHSG ditutup menguat tipis sebesar 0,12 persen ke level 5.848,61. Sementara indeks LQ45 naik 0,34 persen. 

Pilarmas Investindo Sekuritas menyebut penguatan IHSG ini terdorong rilis data ekonomi Amerika Serikat (AS). Departemen Tenaga Kerja AS dalam rilisnya mengatakan klaim pengangguran turun dari sebelum 440 ribu menjadi 406 ribu.

Baca Juga

Selain itu, data pertumbuhan ekonomi AS kuartal I 2021 juga memberikan optimisme bagi pelaku pasar. "Data tersebut setidaknya memberikan gambaran bagaimana proses pemulihan ekonomi yang sedang berlangsung," kata Direktur Asosiasi Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus, Jumat (28/5). 

Dengan pulihnya perekonomian di AS, menurut Nico, tentunya akan berdampak positif pada ekonomi global, karena AS merupakan salah satu kekuatan ekonomi terbesar di dunia dan bertumbuhnya ekonomi AS juga di dukung oleh stimulus fiskal besar yang di salurkan oleh pemerintah AS. 

"Hal ini memberikan optimis pasar sering solidnya data tersebut," tutur Nico.

Sementara dari dalam negeri, Presiden Joko Widodo meminta kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah untuk meningkatkan belanja pada kuartal II agar tercapainya target pertumbuhan ekonomi. Sebelumnya pada kuartal I 2021 pertumbuhan ekonomi Indonesia masih mengalami kontraksi sebesar 0,74 persen yoy. Di kuartal II 2021, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi 7 persen yoy. 

Saat ini realisasi belanja pemerintah baik di pusat maupun di daerah pada kuartal pertama masih minim. Realisasi belanja untuk Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) baru sekitar 15 persen sedangkan belanja daerah sekitar 7 persen dan serapan anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) juga baru terserap sebesar 24,6 persen. 

Rendahnya serapan juga disampaikan Jokowi pada realisasi belanja pengadaan barang dan jasa baru sebesar 10,98 persen. Sedangkan untuk pengadaan barang dan jasa pemerintah daerah masih kurang dari 5 persen.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement