Selasa 18 May 2021 17:04 WIB

Sore Ini IHSG Ditutup Menguat Tipis

Pergerakan pasar saham Asia cenderung tertekan sejalan pergerakan pasar saham global.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Nidia Zuraya
Pekerja melihat telepon pintarnya dengan latar belakang layar pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. ilustrasi
Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Pekerja melihat telepon pintarnya dengan latar belakang layar pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir di zona positif pada perdagangan hari ini, Selasa (18/5). IHSG ditutup menguat tipis 0,5 poin atau naik 0,01 persen menjadi 5.834,39. Sementara indeks LQ45 terkoreksi 0,13 persen. 

Pergerakan pasar saham Asia cenderung tertekan sejalan dengan pergerakan pasar saham global. Di sisi lain, pelaku pasar merespons negatif kinerja ekonomi Jepang kuartal I 2021. 

"Pasar saham tertekan disertai ketidakpuasan pelaku pasar terhadap kinerja ekonomi Jepang pada kuartal I yang masih berada di bawah ekspektasi," kata Direktur Asosiasi Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus, Selasa (18/5). 

Ekonomi terbesar ketiga dunia terkontraksi secara tahunan sebesar 5,1 persen pada kuartal pertama, lebih rendah dari perkiraan pasar rata-rata yang berada pada 4,6 persen. Penurunan tersebut mengikuti penurunan signifikan 11,6 persen di periode sebelumnya dan menandai kontraksi pertama dalam tiga kuartal. 

Pemulihan yang didorong ekspor terhenti karena konsumsi mengalami tekanan dari naiknya penyebaran Covid-19. Kenaikan kasus ini memaksa pemerintah Jepang untuk memberlakukan kembali pembatasan aktivitas 10 minggu sebelum Olimpiade Tokyo. 

"Hal tersebut tentu memberikan kecemasan pelaku pasar terhadap prospek pemulihan ekonomi dunia di kuartal II tahun ini," kata Nico. 

Dari dalam negeri, menurut Nico, rilis data ekonomi yang rencananya akan diagendakan pada esok hari dan pergerakan nilai tukar rupiah menjadi fokus utama para pelaku pasar saat ini. Pada awal pekan perdagangan pasca libur lebaran, pergerakan rupiah dan juga IHSG tertekan cukup signifikan yang mengindikasikan adanya antisipasi terhadap rilis data neraca perdagangan yang tidak sesuai ekspektasi. 

"Mobilitas masyarakat yang cukup padat pada libur lebaran dan ramadhan menjadi sebuah hal yang dikhawatirkan oleh pelaku pasar saat ini dimana progres penanganan pandemi dapat memberikan pilihan wait and see terhadap keputusan investor dalam jangka waktu pendek," terang Nico.

Sepanjang jam perdagangan hari ini, saham-saham yang mengalami penguatan terbesar diantaranya SAMF, MLPL, BKSL, MPPA, dan BRMS. Sedangkan saham-saham yang mengalami penurunan terbesar diantaranya LPKR, NATO, BRIS, TGRA, dan MIKA.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement