Selasa 04 May 2021 13:15 WIB

Jokowi: Pembangunan Perlu Diarahkan ke Green Economy

Indonesia tengah menyiapkan green industrial park di Kalimantan Utara.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Friska Yolandha
Petugas merawat panel surya yang terpasang di atap Gedung Direktorat Jenderal (Dirjen) Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (EDSM), Jakarta, Rabu (24/3). Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali menekankan pentingnya pembangunan ke arah green economy.
Foto: ANTARA/Aditya Pradana Putra
Petugas merawat panel surya yang terpasang di atap Gedung Direktorat Jenderal (Dirjen) Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (EDSM), Jakarta, Rabu (24/3). Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali menekankan pentingnya pembangunan ke arah green economy.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali menekankan pentingnya pembangunan ke arah green economy. Meski pembangunan infrastruktur dan industrialisasi terus dikebut, ia mengingatkan bahwa Indonesia tak boleh melupakan posisinya sebagai salah satu paru-paru dunia dengan luasan hutan dan laut yang dimiliki. 

"Transformasi energi menuju energi baru dan terbarukan harus dimulai. Green eco, green technology, green product harus diperkuat agar kita bisa bersaing di pasar global," ujar Jokowi dalam pembukaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional tahun 2021, Selasa (4/5). 

Baca Juga

Salah satu cara Indonesia untuk bergerak ke arah green economy adalah penyiapan green industrial park di Kalimantan Utara. Kawasan industri seluas 12.500 hektare ini akan memanfaatkan pasokan listrik dari pembangkit listrik tenaga air dari aliran Sungai Kayan. 

"Ini akan menghasilkan energi hijau, energi baru terbarukan yang akan disalurkan kepada kawasan industri hijau sehingga muncul produk-produk hijau dari sana," kata Jokowi. 

Pembahasan mengenai investasi kawasan industri hijau di Kalimantan Timur sebenarnya sudah cukup lama dilakukan pemerintah. Pada 2017 lalu, Kementerian Perindustrian menawarkan kawasan industri di Kalimantan Utara kepada sejumlah investor China untuk perluasan usahanya. Upaya ini merupakan kelanjutan kerja sama bisnis Indonesia-China pada forum One Belt One Road (OBOR) saat itu.

Kaltara sendiri merupakan wilayah pengembangan industri yang tertuang di dalam Rencana Induk Pengembangan Industri Nasional (RIPIN) tahun 2015-2035. Area ini disebut Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) Tanah Kuning, dan berlokasi di Kecamatan Tanjung Palas Timur, Kabupaten Bulungan. Area ini memiliki luas sekitar 10 ribu hektare dan berpotensi menjadi pusat pengembangan industri pengolahan mineral, kelapa sawit, kakao, dan perikanan.

Pembangunan kawasan tersebut diestimasi perlu membutuhkan investasi sebesar Rp 21 triliun, yang akan didukung dengan infrastruktur memadai seperti pelabuhan, jalan, dan jembatan. Selain itu, kawasan yang ditargetkan mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 60 ribu orang ini rencananya dilengkapi Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) berkapasitas 7.080 mega watt di Kecamatan Long Peso, Kabupaten Bulungan dengan nilai investasi sekitar Rp 170 triliun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement