REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, melakukan kunjungan kerja ke Provinsi Aceh pada Sabtu (1/5) untuk bertemu langsung dengan Gubernur Aceh, Nova Iriansyah. Keduanya membahas sejumlah hal terkait pengembangan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Aceh.
Seperti dikutip dalam siaran pers Kemenparekraf, Ahad (2/5), pertemuan di antaranya membahas tindak lanjut atas rencana investasi Uni Emirat Arab di Aceh dengan nilai sekitar 500 juta dolar AS atau sekitar Rp 7 triliun. "Kita secara rinci membahas tahapan-tahapan dan rencana-rencana kesiapan kita atas rencana investasi dari Uni Emirat Arab di sektor pariwisata," kata Sandiaga dalam pernyataan resminya.
Sebelumnya, perusahaan asal UEA, Murban Energy Ltd, telah menyatakan komitmennya untuk melakukan investasi di Aceh. Hal tersebut ditandai dengan penandatanganan Letter of Intent antara Pemerintah Aceh dengan Murban Energy di sela-sela kegiatan forum bisnis "Indonesia-Emirates Amazing Week (IEAW) 2021" bulan Maret silam.
Pengembangan kawasan wisata dengan menggandeng investor dari Uni Emirat Arab (UEA) itu rencananya akan dipusatkan di Kepulauan Banyak, Kabupaten Aceh Singkil.
Sandiaga menjelaskan provinsi yang dikenal dengan sebutan Tanah Rencong itu memiliki potensi wisata dan ekonomi kreatif yang kaya. Sehingga, patut dikembangkan agar potensi ini dikenal luas oleh wisatawan nusantara dan mancanegara.
"Aceh ini punya beberapa produk kreatif unggulan seperti batik dan juga Kopi. Ini akan kita pasarkan dengan taraf dunia untuk membangkitkan dan memulihkan ekonomi serta membuka peluang kerja," katanya.
Sandiaga juga mengungkapkan pihaknya akan mengembangkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Aceh dengan bingkai penerapan protokol kesehatan yang ketat dan disiplin. "Tujuannya untuk meningkatkan kepercayaan wisatawan khususnya wisatawan nusantara untuk berkunjung dengan panduan protokol kesehatan yang ketat dan disiplin," ungkap Sandiaga.
Sementara itu, Gubernur Aceh Nova Iriansyah menjelaskan pihaknya mempersiapkan segala hal yang dibutuhkan dalam rangka merealisasikan rencana investasi dari Uni Emirat Arab. "Seperti misalnya hibah lahan milik pemprov dihibahkan ke pemerintah pusat dan juga perizinan yang jadi kewenangan kita ini sudah kita lakukan," kata Nova.
Dengan adanya investasi ini, Nova berharap akan lebih banyak lagi investasi dari negara sahabat lain yang masuk ke Aceh. "Sebenarnya dari UAE itu sudah masuk (investasi) Mubadala Oil and Gas di Blok Andaman, mudah-mudahan pariwisata yang berikutnya," ujar Nova.