REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri BUMN Erick Thohir menjelaskan salah satu kunci suksesnya BUMN ke depan berada di tangan para pemimpin BUMN. Ia menilai, para pemimpin ini wajib memiliki akhlak.
Akhlak yang dimaksud bukan hanya dalam arti agama, yang mestinya menjadi keimanan dan landasan kehidupan, melainkan juga dalam profesionalisme kerja. Menurut dia, kalau pimpinan BUMN ingin melakukan perubahan di BUMN-nya, perlu perbaikan akhlak dari dalam dirinya.
"Memang ketika masuk ke BUMN, saya dibayangi berita dan persepsi yang kurang positif. Lalu ketika masuk pun banyak pekerjaan yang harus diselesaikan. Tapi, kan kuncinya ke manusianya, ke pimpinannya. Kunci dari kepemimpinan yang saya dapat insipirasi dari keluarga adalah akhlak itu yang harus benar," ujar Erick dalam bincang bersama Quraish Shihab, Jumat (16/4).
Kunci akhlak ini, kata Erick, nantinya menjadi landasan dasar dalam pimpinan membuat kebijakan. Salah satu bentuk akhlaknya adalah menjadi pemimpin yang amanah.
"Kalau gak ada akhlak, keputusannya pasti ada konflik dan godaan. Nah, hati itu bisa gak menahan nafsu, menjalankan amanah. Saya pikir akhlak jadi salah satu kunci untuk perubahan dasar," ujar Erick.
Di BUMN, kata Erick, akhlak dicerminkan bukan atas dasar agama Islam saja. Erick mengaku menciptakan core value akhlak di BUMN artinya adalah adaptif dan kolaboratif. Apalagi, di tengah kondisi pasar yang dinamis dan penuh tantangan, para pemimpin BUMN mesti menjalankan dua poin penting itu.
Baca juga: Bangladesh Masuki Ramadhan dengan Lockdown 8 Hari
"Akhlak itu ada nilai nilai tertentu. Akronim itu apalagi ada pandemi dan perubahan lingkungan. Ada adaptif dan kolaboratif. Itu kan core value dalam segi berkorporasi itu yang kita cari penerapannya biar gak ada kesan, jadi agamais. Tapi, ini lebih ke tuntunan sehari-hari dalam profesionalisme kerja," ujar Erick.