REPUBLIKA.CO.ID, TARAKAN -- Produksi minyak dari sumur PAM-235 milik Pertamina EP Tarakan Field meningkat pascanatural flow atau semburan lumpur bercampur minyak di kawasan Kampung Satu, Tarakan, Ahad (4/4). Pertamina berharap setelah ada peristiwa natural flow dari sumur yang dibangun masa kolonial Belanda 1930, akan mengalami peningkatan produksi kembali bagi Field Tarakan.
"Setelah sumur PAM-235 diproduksikan kembali, terdapat peningkatan produksi dari semula tujuh barel per hari menjadi 19 barel per hari," kata General Manager Zona 10, Krisna dalam keterangan tertulis yang diterima di Tarakan, Rabu (7/4).
Pertamina Sub Holding Upstream (SHU) Zona 10 Field Tarakan berhasil menangani natural flow sumur PAM-235, Senin (5/4). Setelah natural flow diatasi, sumur PAM-235 berhasil berproduksi kembali dengan menghasilkan aliran fluida dan gas yang dipisahkan melalui sparator.
Fluida dialirkan ke Stasiun Pengumpul 1 (SP1), sedangkan untuk gas dilakukan flaring. Tim tanggap darurat saat ini fokus pada monitoring aktivitas sumur dan housekeeping sekitar sumur PAM-235.
Tim tanggap darurat terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat sekitar untuk tidak beraktivitas berdekatan dengan sumur, fasilitas produksi dan wilayah kerja operasional migas.
Krisna juga menambahkan bahwa Tim telah melakukan prosedur gas test di sekitar area sumur untuk memastikan tidak adanya resiko keselamatan, dengan hasil pengukuran kandungan gas menunjukkan nol persen atau aman dari gas berbahaya dan beracun.
Field Tarakan merupakan salah satu lapangan yang dikelola Pertamina SHU dan termasuk ke dalam Zona 10. Berdasarkan data Sistem Operasi Terpadu (SOT) SKK Migas pada 5 April 2021 year to date, produksi minyak berada di angka 1.848 bph. Sedangkan produksi gas berkisar di angka 2,14 juta standar kaki kubik per hari.