REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian (Kementan) menyatakan terus berupaya meningkatkan produksi pangan untuk tetap memenuhi kebutuhan masyarakat. Saat ini produksi pertanian cukup memadai seiring masifnya pembangunan sarana prasarana pertanian, mekanisasi dan pemanfaatan teknologi mekanisasi.
Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan, Kuntoro Boga Andri mengatakan sesuai amanat undang-undang Kementan terus menjaga produksi dan meningkatkan kesejahteraan petani. "Kita berkomitmen menjaga produksi dan kesejahteraan petani. Bahkan di masa panen raya ini, kami aktif turun ke lapangan untuk menjaga harga jual gabah petani. Petani harus kita jaga kegembiraannya di masa panen,” katanya akhir pekan ini dalam keterangan tertulis.
Upaya Kementan salah satunya dengan membentuk Tim Terpadu Gerakan Serap Gabah Petani. Kementan telah menerbitkan surat Menteri Pertanian Nomor 28/TP.100/M/03/2021, dengan komposisi tim jajaran Kementerian Pertanian, jajaran Perum Bulog, Dinas Pertanian, Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Kodim, Polres, Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras (Perpadi), serta Komando Strategi Penggilingan Padi (Kostraling).
"Tim tersebut bergerak menyerap produksi dengan membeli gabah di tingkat petani sesuai dengan harga pembelian pemerintah. Itu yg ingin dipastikan," jelasnya.
Hasil survei kerangka sampel area (KSA) BPS menunjukkan potensi luas panen padi pada musim Januari–April 2021 mencapai 4,86 juta ha atau naik sekitar 1,02 juta ha (26,53 persen) dibandingkan dengan subround Januari–April 2020 yang sebesar 3,84 juta ha. Kenaikan terjadi karena panen raya di awal tahun, terutama di sejumlah daerah terus menunjukan tren positif.
“Pak Mentan sudah bersurat juga pada Direktur Bulog agar mempercepat penyerapan gabah petani. Kita ingin harga tidak anjlok dan petani dapat menikmati hasil panen. Ini langkah kongkret pemerintah,” ujarnya.