REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pengatur Hilir Migas (BPH Migas) mengatakan kisruh soal pasokan gas untuk pipa Cirebon-Semarang (Cisem) sebenarnya bisa diselesaikan. Sebab, menurut Kepala BPH Migas, Fanshurullah Asa ada potensi sumber gas dari Jambaran Tiung Biru yang bisa digunakan.
Ifan menjelaskan Jambaran Tiung Biru memiliki potensi gas sebesar 175 juta standar kaki kubik per hari (MMscfd). Dari jumlah itu pasokan gas yang telah terkontrak sebesar 100 MMscfd, sedangkan 75 MMscfd lainnya masih belum terkontrak. Pasokan gas itu akan turut membantu serapan gas Jambaran Tiung Biru agar tidak perlu membangun tangki penyimpanan.
"(Sebanyak) 75 (MMscfd)-nya ini belum dipakai. Nah, 75 nanti akan disalurkan ke Cisem. Jadi, kalau ngomong potensi ada, sudah beberapa kali ketemu SKK Migas, tinggal menuangkan ke rencana induk," ujar Ifan, Selasa (16/3).
Ifan menjelaskan untuk bisa memuluskan rencana itu, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral harus segera mengeluarkan revisi Rencana Induk Jaringan Transmisi dan Distribusi Gas Bumi Nasional (RIJTDGBN). Revisi itu juga akan sangat berguna untuk memberi kepastian alokasi gas untuk lelang proyek ruas pipa gas transmisi Cisem.
BPH Migas, kata dia, telah berulang kali mengusulkan revisi tersebut ke Kementerian ESDM sejak periode Menteri ESDM Ignatius Jonan hingga Menteri ESDM Arifin Tasrif pada Oktober 2019. Namun, sampai saat ini revisi tersebut belum juga diterbitkan.