REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian (Kementan) menggandeng PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) untuk menyinergikan program dan kegiatan dalam rangka pelaksanaan stabilisasi pasokan dan harga komoditas pangan strategis.
Kepala BKP Kementan Agung Hendriadi dan Direktur PT RNI Arif Prasetyo Adi pada Senin, menandatangani perjanjian kerja sama sebagai landasan sinergi stabilisasi pasokan dan harga pangan.
Dalam kesempatan ini Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Harvick Hasnul Qolbi yang menyaksikan penandatanganan kerja sama tersebut mengapresiasi korporasi kluster pangan yang akan segera terbentuk sehingga lebih cepat mengakselerasi kegiatan-kegiatan ketahanan pangan.
"Ada pun permasalahan itu utamanya adalah distribusi dan keberagaman harga. Untuk itu, kita berharap kestabilan harga segera terbentuk sesuai harapan pemerintah," kata Wamentan Harvick di Jakarta, Senin (15/2).
Ia menilai kondisi pandemi ini menjadi hambatan dalam urusan pangan utamanya terkait persoalan distribusi dan stabilitas harga, sehingga salah satu solusinya dengan menggandeng RNI.
Hal senada diungkapkan oleh Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementan Agung Hendriadi bahwa kerja sama dengan RNI sebagai induk BUMN kluster pangan ini dilakukan dalam rangka memperlancar serta meningkatkan kekuatan dalam distribusi pangan sebagai usaha untuk menstabilkan harga pangan.
"Yang kita lakukan hari ini adalah untuk stabilisasi pasokan harga termasuk cadangan pangan, stabilisasi harga itu bukan hanya harga di konsumen saja tetapi juga harga di petani," kata Agung.
Agung menilai jika ada komoditas pangan yang harga nya jatuh di tingkat petani, diperlukan pengolahan dalam hal penyimpanan dan juga mendistribusikan ke seluruh Indonesia secara merata.
Terkait hal itu Agung menyebut diperlukan kerja sama dengan BUMN pangan, misalnya pengolahan dan penyimpanan untuk memperpanjang usia simpan komoditas pangan serta membantu mendistribusikannya ke seluruh Indonesia.
Direktur Utama PT RNI Arif Prasetyo Adi mengatakan BUMN klaster pangan akan menjadi sangat efektif dan efisien mulai dari hulu sampai ke hilir.
"Kita harus bisa untuk satu produk yang memang sudah diproduksi dengan baik, kemudian oleh Kementan kita carikan penyimpanannya supaya bisa panjang dengan teknologi misalkan cold room," kata Arif.
Arif meyakini pihaknya bersama Kementan dapat mengatur penyimpanan dan stok level komoditas pangan agar dapat terdistribusi merata sampai ke seluruh Indonesia.