REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal pekan ini, berpeluang positif untuk menguat seiring ekspektasi pasar terhadap paket stimulus di Amerika Serikat. Pada Senin (15/2) pukul 9.58 WIB, rupiah menguat 33 poin atau 0,23 persen ke posisi Rp 13.940 per dolar AS dari posisi penutupan perdagangan sebelumnya Rp 13.973 per dolar AS.
"Rupiah masih berpotensi menguat hari ini dengan sentimen positif dari ekspektasi perilisan stimulus besar dari pemerintah AS dan menurunnya laju pertumbuhan kasus harian COVID-19 di dunia termasuk Indonesia," kata Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Senin (15/2).
Menurut Ariston, kedua sentimen di atas telah mendorong peningkatan minat pasar terhadap aset berisiko pada pagi hari ini, di mana indeks saham Asia bergerak positif. Di sisi lain, lanjutnya, pasar akan mewaspadai kenaikan tingkat imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS tenor jangka panjang seperti tenor 10 tahun yang mecetak level tinggi baru tahun ini di 1,21persen pada Jumat (12/2) kemarin.
"Kenaikan yield ini bisa mendorong penguatan dolar AS," ujar Ariston.
Ariston memperkirakan rupiah pada hari ini akan bergerak di kisaran Rp 13.950 per dolar AS hingga Rp 14.030 per dolar AS. Pada Kamis (11/2) lalu, rupiah ditutup menguat 10 poin atau 0,07 persen ke posisi Rp 13.973 per dolar AS dari posisi penutupan hari sebelumnya Rp 13.983 per dolar AS.