REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT PP Presisi Tbk optimistis dapat meningkatkan pertumbuhan target kontrak baru menjadi Rp 3,6 triliun pada tahun 2021. Anak usaha PT PP Tbk ini Optimisme porsi pekerjaan infrastruktur dalam rencana pembangunan pemerintah masih akan mendominasi dalam beberapa waktu ke depan.
"Selain itu ada peluang baru di bidang jasa pertambangan nikel dan batu bara," kata Direktur Operasi PP Presisi, Darwis Hamzah, melalui keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Jumat (5/2).
Adapun pada tahun lalu, pencapaian kontrak baru PP Presisi dapat memenuhi target tahun 2020. Sampai dengan akhir Desember 2020 Perusahaan mampu mencapai perolehan kontrak baru sebesar Rp 2,81 Trilliun.
Salah satu penyumbang terbesar kinerja Perseroan pada tahun 2020 yaitu proyek Pembangunan Bandara Kediri. Darwis optimistis dapat menyelesaikan proyek Bandara Dhoho milik Gudang Garam di Kediri sesuai target.
Saat ini progress pekerjaan proyek tersebut telah mencapai sekitar 35 persen meliputi pekerjaan site clearance, earthworks & diversion serta drainage. "Ini merupakan bagian dari tahap pertama. Kami optimis dapat menyelesaikan proyek ini sesuai dengan target yang telah ditetapkan," kata Darwis.
Direktur Keuangan PP Presisi, Benny Pidakso, menambahkan nilai kontrak pekerjaan tahap pertama ini mencapai Rp 1,9 triliun. Proyek ini dikerjakan melalui anak usaha perseroan yaitu PT Lancarjaya Mandiri Abadi (LMA).
"Jika sudah selesai hingga tahapan terakhir, bandara ini diperkirakan dapat menampung lebih dari 5 juta penumpang," ujar Benny.
Selain pekerjaan pembangunan bandara, perseroan juga tengah mengincar tambahan pekerjaan pembangunan runway Bandara Kediri dan Jalan Tol yang menghubungkan Bandara Dhoho, Kediri ini dengan dengan kota-kota lain di kawasan Selingkar Wilis. Kawasan ini meliputi 6 kabupaten di selatan Provinsi Jawa Timur antara lain Kabupaten Nganjuk, Kediri, Tulungagung, Trenggalek, Madiun, dan Ponorogo.