Rabu 03 Feb 2021 04:44 WIB

BSI dan Sekantong Strateginya

BSI dilahirkan untuk memanfaatkan potensi pasar halal yang sangat besar.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Nidia Zuraya
Pegawai berjalan di Bank Syariah Indonesia (BSI) usai diresmikan di Jakarta, Senin (1/2/2021). Presiden Joko Widodo meresmikan BSI yang menandai telah tuntas dan rampungnya proses merger tiga bank syariah milik Himbara yakni PT Bank BRIsyariah Tbk, PT Bank Syariah Mandiri dan PT Bank BNI Syariah.
Foto:

Dari sisi penguatan permodalan, BSI berkomitmen untuk menjadi investor strategis di kancah global yang dapat memiliki saham BSI. Terutama di kawasan Timur Tengah, seperti Abu Dhabi Investment Authority, Abu Dhabi Investment Council, Cyprus National Investment Fund, Development Fund for Iraq, Emirates Investment Authority, International Petroleum Investment Company, Investment Corporation of Dubai, Kuwait Investment Authority, dan The Abdraaj Group.

"Kami juga ada rencana untuk right issue dan cari investor strategis di luar negeri," katanya.

Porsi saham publik masih 4,4 persen sehingga ruang untuk right issue masih terbuka lebar. Namun ia belum menjelaskan lebih detail. Terkait bisnis, BSI akan menggarap semua lini, mulai dari UMKM, retail, hingga wholesale. Menurutnya, BSI menargetkan segmen wholesale sekitar 35 persen dan retail 65 persen.

BSI berkomitmen akan terus mengembangkan sistem digital untuk membuat nasabah semakin nyaman. Dalam waktu dekat, BSI akan membahas kerja sama dengan LinkAja untuk membuat Syariah Pay. Ia belum menjelaskan lebih detail terkait hal ini.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement