Rabu 20 Jan 2021 16:06 WIB

Kementan Minta Penyuluh Identifikasi Lahan Terdampak Bencana

Kementan ajak penyuluih bangkitkan semangat petani terdampak bencana

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi dalam zoom meeting Ngobrol Asyik Penyuluhan (Ngobras) Kementerian Pertanian RI via Agriculture Operation Room (AOR)di Jakarta, Selasa (19/1).
Foto:

Dedi Nursyamsi menceritakan pengalaman memimpin Upaya Khusus Padi, Jagung dan Kedelai (Upsus Pajale) Provinsi Sulawesi Tengah, pada saat terjadi gempa dan tsunami Palu pada 28 September 2018, yang diperburuk oleh likuefaksi (pencairan tanah).

"Gempa Palu sangat besar sekaligus ajaib, karena terjadi likuefaksi. Bukan hanya dampak fisik juga goncangan jiwa bagi masyarakat. Banyak pula penyuluh yang menjadi korban maupun keluarganya," katanya.

Dipandu Koordinator Substansi Evaluasi dan Pelaporan (Evalap) BPPSDMP, Septalina Pradini selaku anchor Ngobras, Dwi Retnani dari Dinas Pertanian Kabupaten Banjar di Kalsel melaporkan bahwa petani di wilayah kerjanya membutuhkan sarana produksi (Saprodi) berupa benih, alat mesin pertanian (Alsintan).

"Kami laporkan pula 82 penyuluh, rumahnya terendam banjir. Sembilan BPP KostraTani lumpuh. Tanaman terendam dan ada pula lahan puso," kata Dwi Retnani.

Dedi Nursyamsi memintanya segera mengajukan ke pemerintah provinsi (Pemprov) untuk diteruskan ke Kementan. "Kami akan segera tindaklanjuti."

Kabadan pun mengelaborasi data dari Rapat Tindak Lanjut dan Informasi Banjir di Banjarmasin, Minggu [17/1] bahwa  di Kabupaten Tanah Laut, lahan yang sudah tanam mencapai 2.668 hektar dan yang puso 1.678 hektar dan semai 256.243 hektar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement