Senin 18 Jan 2021 15:04 WIB

KBUMN Ungkap Dampak Holding Ultra Mikro Bagi UMKM

Holding ultra mikro nantinya akan menyasar 657 juta nasabah ultra mikro.

Rep: M Nursyamsi/ Red: Friska Yolandha
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) optimistis pembentukan holding ultra mikro yang terdiri atas PT Pegadaian (Persero), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM, akan memberikan dampak yang positif bagi para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Foto: Antara/Rahmad
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) optimistis pembentukan holding ultra mikro yang terdiri atas PT Pegadaian (Persero), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM, akan memberikan dampak yang positif bagi para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) optimistis pembentukan holding ultra mikro yang terdiri atas PT Pegadaian (Persero), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM, akan memberikan dampak yang positif bagi para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo mengatakan holding ultra mikro nantinya akan menyasar 657 juta nasabah ultra mikro (UMi) yang mana 30 juta di antaranya belum memiliki akses keuangan formal. 

Baca Juga

"Tujuan utama integrasi holding ultra mikro ini membangun ekosistem yang bisa on board bagi para pelaku usaha UMi yang kecil dan saat ini bleum terjangkau keuangan formal," ujar Kartika dalam webinar bertajuk 'Kebangkitan UMKM untuk Mendorong Perekonomian Nasional' di Jakarta, Senin (18/1).

Kartika menyampaikan sinergitas tiga BUMN fokus pada efisiensi tiga hal yang meliputi adanya penurunan cost of fund atau biaya dana dari para pemberi kredit dan terbentuknya ekosistem antara pelaku; sinergi jaringan yang mana ekspansi usaha bisa dilakukan dengan biaya lebih murah; serta sinergi digitalisasi dan platform optimalisasi pemberdayaan serta satu data yang bisa menjadi sumber data nasional yang bisa menjangkau puluhan juta pelaku UMKM. 

"Jadi di masa depan, pemerintah bisa melakukan dukungan program tepat sasaran menggunakan data yang dibangun di ekosistem ini," ucap Kartika.

Kementerian BUMN juga menciptakan ekosistem dan perluasan pasar bernama Pasar Digital (PaDi) UMKM yang beberapa waktu lalu diluncurkan Menteri BUMN Erick Thohir. Kartika menilai program PaDi UMKM membuka peluang dalam mempertemukan BUMN dengan UMKM. Kementerian BUMN berharap perusahaan pelat merah dapat mampu menjadi pembeli utama bagi produk-produk UMKM.

"Mulai saat itu, sudah ada 9 BUMN diwajibkan sebagai pembeli (produk UMKM) di bawah Rp 14 miliar dilakukan melalui platofrm ini, dilakukan kepada penjual, UMKM on board ke dalam platform," lanjut Kartika.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement