REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian ESDM mencatat realisasi investasi di sektor energi baru terbarukan pada 2020 kemarin mencapai 1,36 miliar dolar AS. Angka ini memang tidak mencapai target yang ditetapkan di awal tahun dikarenakan adanya dampak pandemi covid-19.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana menjelaskan capaian di 2020 banyak didominasi dari investasi pembangunan PLTA. Selain itu, pengembangan pembangkit bahan bakar nabati juga menarik investasi di tahun ini.
Sayangnya, tak semua proyek pembangkit selesai pada tahun ini disebabkan oleh pandemi. Hal ini mempengaruhi realisasi investasi tahun ini.
"Realisasi investasi di tahun ini memang hanya 1,36 miliar dolar AS. Tapi saya kira ini cukup baik ya di tengah kondisi pandemi. Memang di awal, kami mentargetkan investasi bisa mencapai 2,02 miliar dolar AS," ujar Dadan di Kementerian ESDM, Kamis (14/1).
Dadan menjelaskan investasi yang berhasil dikantongi pemerintah pada tahun lalu sejalan dengan jumlah pembangkit EBT yang beroperasi pada tahun ini. Tambahan kapasitas dari pembangkit baru di 2020 kemarin sebesar 176 MW.
Ia merinci tambahan pembangkit tersebut berasal dari PLTA Poso sebesar 66 MW, PLTBm Merauke sebesar 3,5 MW, PLTM Sion 12,1 MW dan PLTS Atap sebesar 13,4 MW.
"Dari tambahan kapasitas tersebut maka di 2020 kapasitas terpasang pembangkit EBT sebesar 10,4 ribu MW," ujar Dadan.