REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ekonom Center of Reform on Economic (CORE) Indonesia Piter Abdullah menyebutkan, potensi penjualan Surat Berharga Negara (SBN) valuta asing milik pemerintah Indonesia tahun ini akan lebih baik dibandingkan sepanjang 2020. Perbaikan ini didukung oleh kondisi global yang lebih stabil.
Piter mengatakan, kebijakan moneter negara-negara maju yang sangat ekspansif menyebabkan likuiditas global berlimpah. Investor global juga memiliki sentimen yang positif dengan keyakinan pandemi akan segera berakhir seiring dengan ketersediaan vaksin.
"Kombinasi ini menyebabkan, potensi SBN denominasi dolar, euro dan valuta asing lainnya membaik di tahun ini," tuturnya saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (11/1).
Selain push factor tersebut, Piter menambahkan, yield atau return yang ditawarkan oleh surat utang pemerintah Indonesia masih menarik. Kondisi ini berbeda dengan beberapa negara maju yang memiliki suku bunga mendekati nol persen.
"Kondisi ini semakin positif apabila penanganan pandemi juga terus membaik," ujar Piter.
Pada Rabu (6/1), pemerintah melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melakukan transaksi penjualan SUN dalam dua mata uang asing, yakni dolar AS dan euro. Apabila dikonversikan ke rupiah dengan kurs saat itu, besaran penerbitannya mencapai Rp 58,8 triliun.