Jumat 18 Dec 2020 16:44 WIB

Kasus Covid-19 Meningkat, IHSG Terkoreksi di Akhir Pekan

Sore ini IHSG ditutup melemah ke level 6.104,32.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Nidia Zuraya
Karyawan berjalan di dekat layar pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta (ilustrasi).
Foto: Dhemas Reviyanto/ANTARA
Karyawan berjalan di dekat layar pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah pada perdagangan hari ini, Jumat (18/12). IHSG terkoreksi 0,15 persen atau turun 9 poin ke level 6.104,32. Sementara indeks LQ45 turun lebih dalam sebesar 0,65 persen.

Maximilianus Nico Demus, Direktur Asosiasi Riset dan Investasi Pilarmas Investindo mengatakan pelemahan IHSG ini disebabkan oleh aksi ambil untung oleh investor. "IHSG dibayangi akan aksi profit taking di tengah kecemasan akan bertambahnya kasus baru corona jelang akhir tahun ini," kata Nico, Jumat (18/12).

Baca Juga

Pemprov DKI Jakarta kembali memperketat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) menjelang libur akhir tahun, Natal 2020 dan Tahun Baru 2021. Pasar melihat kebijakan memperketat PSBB di Jakarta ini akan berdampak pada aktivitas bisnis yang dibatasi sehingga pemulihan ekonomi Indonesia akan kembali terhambat. 

Berdasarkan data, terjadi penambahan hingga 7.354 kasus pada Kamis (17/12) kemarin, sehingga total pasien terkonfirmasi saat ini sudah mencapai 643.508 kasus. DKI Jakarta menjadi provinsi dengan penambahan kasus paling tinggi sebanyak 1.690 kasus, disusul Jawa Barat sebanyak 1.277 kasus dan Jawa Timur sebanyak 855 kasus baru.  

 

Dari luar negeri, menurut Nico, pasar goyah seiring rilis ekonomi Jepang yang mengalami deflasi. Indeks harga kosumen Jepang pada bulan November mengalami kontraksi, dari sebelunya minus 0,4 persen menjadi minus 0,9 persen. 

Menurut Nico, hal ini memberikan gambaran bahwa krisis pandemi Covid-19 masih menekan konsumsi rumah tangga secara drastis. Pasar tampaknya khawatir Jepang akan kembali mengalami deflasi di bulan berikutnya. 

 

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement