Jumat 11 Dec 2020 23:57 WIB

Pengusaha Hotel-Restoran Yakin Akhir Tahun Pengunjung Naik

Pengusaha Hotel yakin pengunjung naik namun tidak maksimal

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Pekerja beraktivitas di Swiss-Belhotel Rainforest, Kuta, Badung, Bali , Kamis (9/4/2020). Sejumlah hotel di Bali menawarkan berbagai program promosi seperti potongan harga untuk menginap harian serta paket menginap mingguan dan bulanan dengan harga murah sebagai upaya untuk meningkatkan okupansi yang mengalami penurunan akibat dampak dari penyebaran COVID-19 atau virus Corona.
Foto: Antara/Fikri Yusuf
Pekerja beraktivitas di Swiss-Belhotel Rainforest, Kuta, Badung, Bali , Kamis (9/4/2020). Sejumlah hotel di Bali menawarkan berbagai program promosi seperti potongan harga untuk menginap harian serta paket menginap mingguan dan bulanan dengan harga murah sebagai upaya untuk meningkatkan okupansi yang mengalami penurunan akibat dampak dari penyebaran COVID-19 atau virus Corona.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia optimistis bakal mendapatkan peningkatan pengunjung saat momen akhir tahun. Optimisme itu tetap ada meskipun pemerintah memutuskan untuk memangkas libur akhir tahun demi mencegah penyebaran virus corona.

Sekretaris Jenderal PHRI, Maulana Yusran, mengatakan, pergerakan wisatawan dipastikan mengalami peningkatan. Namun, kemungkinan tidak dapat maksimal lantaran masa libur yang dipangkas.

"Saya yakin pergerakan itu pasti terjadi, cuma masalahnya dengan pemotongan libur, berapa lama okupansi bisa bertahan dilevel tinggi, itu nanti yang akan diukur," kata Maulana saat dihubungi, Jumat (11/12).

Ia mengatakan, adanya sertifikasi Clean, Health, Safety & Environment (CHSE) dinilai cukup membantu bagu pengusaha hotel dan restoran. Sebab, sebelum adanya sertifikasi, para pelaku usaha hanya melakukan deklarasi atau klaim sendiri atas penerapan protokol kesehatan.

Adanya sertifikasi yang diuji oleh lembaga independen akan memberikan nilai tambah bagi hotel maupun restoran yang telah mengantongi sertifikat. Kendati demikian, ia mengatakan, terhadap konsumen, sertifikasi CHSE masih harus terus disosialisasikan agar berdampak pada daya saing pelaku industri pariwisata.

"Semakin banyak publik tahu apa itu sertifikat CHSE akan semakin berdampak pada okupansi karena tentunya orang akan memilih yang sudah tersertifikasi," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement