REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Harga minyak dunia yang masih bergerak fluktuatif dan cenderung terpuruk, membuat Medco Energy harus memperketat Capital Expenditure (Capex) atau belanja modal. Ini salah satu strategi perusahaan agar tetap bisa bertahan.
Direktur Utama Medco Energi Hilmi Panigoro menjelaskan, pada tahun ini, tantangan di industri migas tak hanya harga minyak yang anjlok, tetapi juga permintaan yang turun karena covid-19. Ia menjelaskan penurunan permintaan terhadap minyak anjlok hingga 40 persen.
"Tapi sebagai perusahaan kita tetap mempersiapkan untuk yang terburuk karena itu kita menyiapkan pengontrolan biaya, karena itu lah kunci survival, kalau kita bisa mejaga di level yang kompetitif kita bisa bertahan," ujar Hilmi dalam diskusi virtual, Rabu (8/12).
Hilmi juga menjelaskan, dalam hal operasional migas, perusahaan menekan biaya operasional agar bisa lebih ekonomis. Ia mengatakan, perusahaan menjaga struktur biaya di bawah 10 dolar AS. Ia juga mengatakan, perusahaan pada tahun ini juga memangkas 50 persen dari total capex.
"Kami juga pada tahun ini memangkas capex hampir 50 persen. Dari awalnya target kami 340 juta dolar AS. Kami pangkas setengahnya," ujar Hilmi.
Sedangkan pada tahun depan, Hilmi belum bisa merinci seberapa besar perusahaan akan mencadangkan dana. Namun, jika kondisi ekonomi belum pulih maka pergerakannya tidak akan berbeda dari tahun ini.
"Kami tentu berharapnya, keberhasilannya vaksin ini. Jika ini sukses, maka kami optimis tahun depan ekonomi akan rebound. Ini tentu menjadi pegangan kami untuk bisa lebih baik ke depan" ujar Hilmi.