REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Angkasa Pura (AP) II (Persero) akan memastikan beberapa hal menjelang periode Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2020/2021 di 19 bandara yang dikelolanya. Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin terdapat tiga hal yang perlu diperhatikan agar penerbangan berjalan lancar di seluruh bandara yang dikelola bersama stakeholders lainnya.
“Tiga hal itu adalah memastikan ketersediaan slot time penerbangan bagi maskapai, memastikan maskapai mendapat alokasi penerbangan tambahan, dan memastikan adanya perpanjangan jam operasional di bandara AP II jika diperlukan,” kata Awaluddin dalam pernyataan tertulisnya, Senin (30/11).
Awaluddin memastikan akan berkoordinasi dengan maskapai dalam mengantisipasi kelancaran angkutan Nataru 2020/2021. Dia menegaskan tiga hal tersebut merupakan rangkaian untuk mengakomodir apabila ada kebutuhan tambahan penerbangan pada periode angkutan Nataru 2020/2021.
“Slot time, penambahan penerbangan, dan perpanjangan jam operasional bandara dapat mengakomodir kebutuhan saat angkutan Nataru,” tutur Awaluddin.
Dia menjelaskan, perpanjangan jam operasional bandara juga dapat membagi penerbangan agar tidak terkonsentrasi pada jam-jam tertentu. Dengan begitu, jaga jarak fisik di bandara tetap terjaga.
Awaluddin menambahkan, monitoring lalu lintas penerbangan dan kesiapsiagaan di bandara AP II pada Nataru tahun ini akan dilakukan pada 18 Desember 2020 hingga 4 Januari 2021. “Posko Nataru diaktifkan di 19 bandara guna meningkatkan koordinasi, komunikasi, dan kolaborasi di antara para stakeholder bandara yang juga berada di dalam koordinasi Satgas Udara Percepatan Penanganan Covid-19,” jelas Awaluddin.
Dari kesiapan sumber daya manusia (SDM), Awaluddin mengatakan AP II memastikan kecukupan personel operasional dan pelayanan. Hal tersebut dilakukan untuk memastikan penerapan aspek protokol kesehatan dan prosedur operasional penerbangan.
Lalu dari kesiapan fasilitas, AP II memastikan infrastruktur utama seperti landasan pacu, apron, taxiway, rambu-rambu di sisi udara, dan lainnya. “Ini dapat mendukung penerbangan secara maksimal. Infrastruktur pendukung juga dipastikan siap, seperti misalnya jaringan data, berbagai fasilitas lain di terminal penumpang pesawat,” ungkap Awaluddin.