REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia melakukan pertemuan dengan produsen pipa global Wavin BV di Den Haag, Belanda. Wavin menyatakan akan berinvestasi di Indonesia senilai 125 juta dolar AS atau Rp 1,7 triliun.
Melalui Presiden APAC Wavin Group Freek Crump dan penanggung jawab Wavin wilayah Asia Pasifik Johanes Dress, BKPM menawarkan Wavin membangun pabriknya di Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang, Jawa Tengah. "KIT Batang menawarkan harga tanah yang sangat kompetitf, fasilitas, dan infrastruktur juga sangat memadai," kata Bahlil melalui keterangan resmi kepada media, Senin (23/11).
Wavin berencana akan membangun pabriknya di salah satu lokasi di Jawa. Namun, berdasarkan kalkulasi logistik dan transportasi, wilayah tersebut kurang efisien. Sementara KIT Batang siap menyediakan lahan seluas 20 hektar (ha) untuk dijadikan lokasi investasi.
"Bila Wavin memasok bahan baku dari Cilegon, Banten, maka Batang bisa dijangkau dengan transportasi kereta api. Sebab di Batang sudah tersedia jalur kereta sehingga biaya logistik lebih murah," tutur Bahlil.
Wavin telah beroperasi di 25 negara di Asia, Australia, Afrika, Amerika Latin, Timur Tengah, dan Amerika Utara. Hal itu memperkuat kehadiran Wavin di pasar Asia Pasifik. Wavin memilih Indonesia untuk dijadikan hub di Asia Pasifik.