REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Agar Pelabuhan Patimban tidak sepi saat beroperasi, pemerintah dan pihak-pihak terkait disarankan melakukan diplomasi maritim. Terlebih, posisi Pelabuhan Patimban juga strategis.
Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran Yudi Nurul Ihsan mengatakan, banyak hal yang bisa diterapkan agar nantinya Pelabuhan Patimban tidak sepi saat beroperasi. Pemerintah dan pihak terkait harus membangun diplomasi maritim.
"Posisi Indonesia sangat strategis dari unsur geopolitik dan geoekonomi. Ini bisa mendukung bergeraknya ekonomi dengan infrastruktur yang lebih baik," kata Yudi dalam sebuah diskusi virtual, Senin (16/11).
Terlebih, Yudi mengatakan Jawa Barat memiliki potensi besar dengan penduduknya juga paling banyak. Dia mengharapkan, nantinya Indonesia juga bisa menjadi negara maju lainnya karena masyarakat di daerah pesisir seharusnya bisa lebih sejahtera.
Yudi mengharapkan, nantinya Pelabuhan Patimban menjadi pelabuhan besar bisa lebih dari Tanjung Priok karena posisi strategisnya. "Ini bisa dilakukan jika menerapkan one stop service," kata Yudi.
Dia menuturkan, paling tidak Pelabuhan Patimban dapat menerapkan sistem dengan nilai ekonomi yang diperoleh secara langsung maupun tidak langsung. Hal tersebut menurutnya dapat dilakukan baik dari dukungan transportasi darat, lingkungan pelabuhan, hingga pariwisata bahari.
Jika hal tersebut diterapkan, Yudi yakin Pelabuhan Patimban berpeluang untuk mengebangkan ekonomi lokal. Begitu juga dengan pertumbuhan lapangan kerja yang tidak hanya di Subang tapi juga di Jawa Barat.
"Pengembangan wisata juga diperlukan, pelabuhan di negara maju juga menjadikan pelabuhan menjadi tempat wisata. Bisa dibangun hotel, mall, dan rumah makan sehingga bisa dikembangkan one stop service," kata Yudi menjelaskan.
Soft launching Pelabuhan Patimban tahap pertama ditargetkan pada Desember 2020. Pembangunan Pelabuhan Patimban dilaksanakan dalam tiga tahap. Tahap pertama, Pelabuhan Patimban direncanakan akan dapat melayani 3,75 juta peti kemas (TEUS). Tahap kedua, kapasitas pelayanan akan meningkat menjadi 5,5 Juta TEUS, dan pada tahap ketiga akan meningkat kembali hingga 7 juta TEUS (keseluruhan atau ultimate).
Secara umum, Pelabuhan Patimban akan melayani jenis muatan Peti Kemas dan Kendaraan Bermotor (Car Terminal) yang diangkut menggunakan kapal-kapal berukuran besar. Car Terminal ini nantinya memiliki kapasitas tampung hingga 600 ribu kendaraan pertahun pada kondisi ultimate.
Dengan adanya Car Terminal di Pelabuhan Patimban diharapkan dapat mengurangi kepadatan lalu lintas khususnya untuk ekspor-impor produk kendaraan di Pelabuhan Tanjung Priok. Selama ini, kendaraan berat termasuk angkutan ekspor-impor kendaraan menyumbang pada kemacetan lalu lintas khususnya ruas antara Bekasi-Tanjung Priok, Jakarta.