REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Pandemi Covid-19 yang melanda hampir seluruh belahan dunia. Namun bagi sebagian warga Jawa Tengah wabah global tersebut ternyata masih memberikan berkah, khususnya bagi para pengusaha briket arang tempurung kelapa.
Karena pandemi tidak membuat industri ekspor briket arang tempurung kelapa Jawa Tengah terdampak. Permintaan ekspor produk ini melonjak hingga 50 persen selama masa pandemi melanda.
Salah satu pengusaha briket arang tempurung kelapa asal Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, Istikanah mengatakan, selama masa pandemi Covid-19 berlangsung, permintaan briket arang tempurung kelapa dari Jawa Tengah untuk memenuhi pasar internasional melonjak. "Karena kebutuhan atas komoditas tersebut di luar negeri juga terus meningkat," ungkap Istikanah saat melakukan audiensi dengan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo di kantor gubernuran, Semarang, Jawa Tengah, Kamis (12/11).
Istikanah mengaku, ekspor briket arang tempurung kelapa justru naik selama pandemi. Kenaikan permintaan ekspor briket arang tempurung kelapa tersebut rata-rata bisa mencapai 20 persen.
Menurutnya, pandemi di luar negeri justru menjadi berkah. Karena banyak kafe tutup sehingga masyarakat banyak yang beraktifitas rumah dan kebutuhan briket arang sebagai bahan bakar ikut melonjak.
Ia bahkan mengaku, selama 10 tahun menekuni usahanya, baru di masa pandemi ini bisa memenuhi permintaan ekspor dalam jumlah lebih besar. Rata-rata mencapai delapan hingga 10 kontainer per bulan, untuk negara tujuan ekspor Timur Tengah.
"Alhamdulillah, pemenuhan briket arang tempurung kelapa tersebut, nilai ekspor yang saya bisa mencapai Rp 3,5 miliar per bulan," kata dia.