REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Pemerintah Kabupaten Purwakarta, melalui jajaran Dinas Pangan dan Pertanian (Dispangtan) kini telah melaksanakan kegiatan pencanangan tanam padi gogo pada lahan bekas tebangan milik Perum Perhutani seluas 50 hektare (ha). Kegiatan ini merupakan realisasi dari program Perluasan Areal Tanam Baru (PATB) yang menjadi program Kementerian Pertanian (Kementan) dalam meningkatkan produksi beras dan kesejahteraan petani.
Bupati Purwakarta, Anne Ratna Mustika, mengatakan saat ini tidak hanya mendorong pemaksimalan tanam lahan sawah dengan mekanisasi penyediaan air tetapi juga melalui upaya untuk memanfaatkan lahan kering, kebun dan lahan bekas tebangan melalui program PATB.
“Kami harap para petani bisa memaksimalkan bantuan yang ada sehingga produksi padi di Kabupaten Purwakarta terus meningkat. Dengan begitu petani juga semakin sejahtera," kata Anne pada kegiatan pencanangan tanam padi gogo di Desa Ciparungsari, Kecamatan Cibatu, Rabu (4/10). Dalam acara ini sebanyak 95 petani dari Gapoktan Sinar Tani Ciparungsari juga menerima bantuan berupa bantuan berupa benih, pupuk hayati dan NPK dalam program PATB.
Bupati Anne berharap program ini dapat meningkatkan produksi dan produktivitas padi. Ia menyampaikan bahwa Pemerintah daerah Purwakarta menargetkan program PATB ini dengan luas lahan 225 hektare dengan rata-rata produktifitas lahan kering sebesar 4 ton per hektare.
"Dengan program ini, diharapkan dapat meningkatkan produksi beras sebesar 432 ton beras. Sebelumnya, berdasarkan data realisasi tanam pada masa tanam Oktober 2019-September 2020 telah berhasil ditanam seluas 40.800 hektare dengan perkiraan dapat menghasilkan kurang lebih 137.035 ton beras," tuturnya.
Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Purwakarta, Agus Rachlan Suherlan mengungkapkan rasa syukur dan terimakasih kepada Kementan, Pimpinan Perum Perhutani dan semua pihak yang telah mendukung terealisasinya program PATB ini. Ia mengatakan program PATB di Kabupaten Purwakarta sebagian besar dilaksanakan di lahan bukaan baru milik Perum Perhutani dan dengan luasan yang potensial.
"Alhamdulillah, kami bersyukur Kabupaten Purwakarta mendapat alokasi program PATB dari Kementan RI, tentu program ini kita sambut baik dan petani di Purwakarta siap untuk melaksanakan program tersebut," kata Agus.
Dengan memperhatikan luas tambah tanam padi pada tahun 2020 sampai ahkir bulan Oktober yang mencapai 34.543 hektare dengan luas tambah panen pada periode yang sama seluas 37.927 hektare pihaknya optimistis luas tanam dan luas panen sampai akhir tahun akan memenuhi target luas tanam dan luas panen lebih dari 40 ribu hektare seperti yang diisyaratkan Bupati Purwakarta.
"Kami optimistis akan menambah potensi luas tambah tanam khususnya pada musim tanam Oktober-Maret 2020/2021 dan tentu akan mampu meningkatkan produksi padi secara nyata," kata Agus.
Terpisah, Dirjen Tanaman Pangan Kementan, Suwandi mengatakan hingga saat ini Kementan terus bekerja keras dengan langkah terobosan yang nyata di lapangan untuk meningkatkan produksi pangan strategis, salah satunya padi guna memperkuat ketahanan pangan nasional. Selain mengoptimalkan luas baku sawah yang telah ditetapkan, PATB juga dilakukan untuk terus menggenjot produksi pangan nasional, kesejahteraan petani dan sekaligus meningkatkan kontribusi sektor pertanian terhadap perekonomian secara makro.
“Meningkatkan PATB penting sekali karena kunci swasembada adalah ekstensifikasi tanam dan peningkatan produktivitas panen. Sesuai kebijakan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, pangan harus selalu tersedia di tengah tantangan apapun. Oleh karena itu, kita harus optimalkan secara bijak segala potensi yang dimiliki dan belum tergarap. Jangan biarkan lahan menjadi tidak berarti,” tegas dia.
Perlu diketahui, kebijakan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo untuk menggerakkan ekonomi petani mencakup empat langkah yang disebut sebagai Cara Bertindak (CB). CB 1 yaitu peningkatan kapasitas produksi melalui percepatan tanam padi MT II 2020 seluas 5,6 juta hektare yang disesuaikan kondisi saat ini, musim kemarau, tetapi masih memungkinkan pertanaman, pengembangan lahan rawa di Kalimantan Tengah seluas 164.598 hektare, PATB untuk padi, jagung, bawang merah dan cabai, serta peningkatan produksi gula, daging sapi, dan bawang putih untuk mengurangi impor.
“CB 2 yaitu diversifikasi pangan melalui pengembangan pangan lokal berbasis kearifan lokal, pemanfaatan pangan lokal di antaranya ubi kayu, jagung, sagu, pisang dan sorgum untuk meningkatkan pendapatan petani,” sebut Suwandi.
Selanjutnya, CB 3 mencakup penguatan cadangan dan sistem logistik pangan melalui Penguatan Cadangan Beras Pemerintah Provinsi (CBPP), Penguatan Cadangan Beras Pemerintah Kabupaten/Kota (CBPK), serta penguatan sistem logistik pangan nasional untuk stabilitas pasokan dan harga. CB 4 yakni pengembangan Pertanian Modern melalui pengembangan smart farming, pengembangan Food Estate, dan pengembangan korporasi petani.
“Ketersediaan pangan harus dipastikan aman. Kita akan memantau dan memastikan kesiapan percepatan tanam MT II 2020, khususnya pengolahan lahan, penyiapan benih dan pupuk serta sarana produksi lainnya, pembiayaan pertanian melalui KUR, dan operasionalisasi Alsintan," tandas Suwandi.