REPUBLIKA.CO.ID, KALIFORNIA – Raksasa teknologi Facebook mengumumkan pendapatan kuartal ketiga yang lebih baik dibandingkan perkiraan. Tapi, terjadi penurunan pengguna aktifnya di Amerika Serikat (AS) selama tiga bulan terakhir.
Seperti dilansir di Business Insider, Jumat (30/10), Facebook menghasilkan pendapatan sekitar 21,5 miliar dolar AS pada kuartal ketiga 2020, naik 22 persen tahun ke tahun (yoy). Realisasi ini lampaui proyeksi Wall Street, yaitu 19,8 miliar dolar AS. Hasil pendapatan yang positif menunjukkan perusahaan mulai pulih dari penurunan ekonomi terkait virus corona.
Secara keseluruhan, pengguna aktif Facebook mencapai 1,82 miliar, naik 12 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu. Peningkatan pendapatan per pengguna juga naik dari 9,291 dolar AS pada kuartal kedua menjadi 10,13 dolar AS pada kuartal ketiga.
Tapi, jumlah pengguna aktif harian dan bulanan di AS dan Kanada mengalami penurunan antara kuartal kedua hingga kuartal ketiga. Hal ini juga yang tampaknya membuat perlambatan pertumbuhan Facebook di kuartal ketiga.
Facebook mengatakan, sedikit penurunan ini karena jumlah pengguna yang 'meningkat' pada kuartal kedua, sehingga akan terlihat ada kontraksi jika dibandingkan dengan kuartal ketiga. Perusahaan memproyeksikan tren serupa tetap terjadi pada kuartal keempat.
Pandemi virus corona sempat mengisyaratkan perlambatan dalam perikanan digital. Tapi, pemulihan ekonomi telah menunjukkan arah yang terbalik dalam beberapa bulan terakhir untuk platform seperti Facebook yang pendapatannya sangat bergantung pada belanja iklan.
Tapi, Facebook masih harus bergulat dengan kritik yang diterimanya atas penanganan konten politik di platform tersebut. Facebook harus menghadapi boikot pengiklan massal atas kebijakannya di kuartal kedua dan ketiga.
Pertumbuhan pendapatan di Facebook, penjual iklan online terbesar kedua di dunia setelah Google, terus mengalami tekanan. Tapi, dibandingkan dengan ekspektasi, perusahaan tetap mampu bertahan karena lonjakan pengguna platform oleh masyarakat yang ‘terjebak’ di rumah akibat lockdown. Ini mengompensasi penjualan iklan online, bahkan ketika aktivitas ekonomi sedang tertekan.
Tekanan yang dihadapi Facebook diperkirakan tetap berlangsung pada tahun depan. Mereka harus menghadapi sejumlah ketidakpastian mengutip privasi yang akan diberlakukan Apple dan kemungkinan adanya pembalikan tren perdagangan online.
"Mempertimbangkan bahwa perdagangan online adalah vertikal iklan terbesar kami, perubahan tren ini dapat menjadi hambatan bagi pertumbuhan pendapatan iklan tahun 2021 kami," kata perusahaan, seperti dilansir di Reuters.
Facebook merupakan salah satu perusahaan teknologi besar yang melaporkan pendapatan kuartalan ketiga mereka pada Kamis (29/10). Selain itu, ada Amazon, Apple dan induk Google, Alphabet.
Pekan lalu, Snap menjadi salah satu pemain Silicon Valley pertama yang mengungkapkan pendapatan dan jumlah penggunanya pada kuartal ketiga. Snap menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan perkiraan.