REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk sebagai induk dari PT Bank BRIsyariah Tbk, menyambut baik status anak usaha menjadi surviving entity dalam penggabungan tiga bank umum syariah milik BUMN.
Wakil Direktur Utama BRI Catur Budi Harto mengatakan, aksi merger bank syariah bertujuan melahirkan bank syariah terbesar di Indonesia. "BRI akan mengawal dan mendukung proses merger karena melalui integrasi ini, bank syariah Himbara nantinya memiliki engine, skala ekonomi dan jangkauan pasar yang lebih besar," ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (14/10).
Menurutnya, perseroan yakin bank syariah hasil merger nanti bisa membawa banyak kemaslahatan dan menambah pilihan bagi masyarakat dalam menggunakan layanan keuangan. "Surviving entity dalam merger bank syariah yang bersejarah ini," ucapnya.
BRIsyariah merupakan satu dari delapan anak usaha yang dimiliki BRI. BRI Syariah telah resmi menjadi anak usaha perseroan sejak 19 Desember 2007, dan beralih statusnya dari Unit Usaha Syariah (UUS) menjadi Bank Umum Syariah (BUS) pada 1 Januari 2009.
Selain BRIsyariah, BRI juga memiliki anak usaha lain yang berstatus sebagai perusahaan terbuka yakni PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk. Kemudian, enam anak usaha BRI lain yaitu BRI Life, BRI Insurance, BRI Finance, BRI Ventures, BRI Remittance, dan BRI Danareksa Sekuritas.