REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank BNI meluncurkan Kartu Petani Berjaya (KPB) yang digunakan dalam mendukung aktivitas pertanian digital untuk mendorong percepatan pemulihan ekonomi nasional dari dampak pandemi COVID-19.
“Kami menyiapkan aplikasi dan sistem berbasis digital agar petani mendapatkan layanan yang optimal melalui BNI Move,” kata Pemimpin Divisi Bisnis Usaha Kecil BNI Bambang Setyatmojo dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (6/10).
Peluncuran KPB tahap pertama itu dilaksanakan di Bandar Lampung yang rencananya diserahkan sebanyak 2.000 kartu dengan target realisasi sebanyak 14 ribu kartu.
Kartu Petani Berjaya (KPB) bertujuan meningkatkan pendapatan petani menuju kesejahteraan melalui upaya penyelesaian permasalahan secara terstruktur, sistematis, dan terintegrasi melalui pemanfaatan teknologi informasi.
Kartu itu menggunakan media aplikasi yang mendukung aktivitas pertanian digital seperti transaksi pembelian, penjualan, serta pengajuan pembiayaan ke lembaga keuangan secara digital.
Menurut dia, KPB selain sebagai media alokasi pupuk subsidi, juga menjadi alat bagi BNI dalam penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) tani untuk mendukung pencapaian program pemulihan ekonomi nasional (PEN).
Hingga saat ini, lanjut dia, bank BUMN itu telah menyalurkan kredit usaha rakyat (KUR) pertanian sebesar Rp3,94 triliun kepada 119.884 debitur di seluruh Indonesia.
Dalam kesempatan itu juga hadir Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dalam rangkaian kunjungan kerjanya di Lampung.
Mentan mengatakan pemerintah menganggarkan alokasi subsidi pupuk, menyiapkan infrastruktur, bantuan, hingga permodalan sehingga diharapkan sektor pertanian bertumbuh di tengah pandemi bahkan berkontribusi dalam ekspor.
"Dukungan yang diberikan pemerintah baik subsidi pupuk, bantuan, hingga permodalan dapat digunakan sebaik mungkin agar produktifitas dan kesejahteraan petani meningkat," katanya.