REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) terus didorong masuk ke ekosistem digital, sehingga bisa tetap memasarkan produknya meski di tengah pandemi seperti sekarang. Hanya saja, di sejumlah daerah jaringan internet masih sulit diakses, bahkan belum masuk sama sekali.
Director ICT Strategy and Business Huawei Indonesia Mohamad Rosidi mengakui, hal itu menjadi salah satu kendala bagi UMKM di daerah untuk menjual produknya lewat digital. Maka pemerataan jaringan internet dinilai sangat penting.
"Di kita sekitar 12.500 daerah belum ter-cover (internet). Jadi ini bisa in line dengan program pemerintah yakni jaringan palapa ring dan jaringan internet luar biasa dengan kecepatan unlimited," ujarnya dalam Webinar bertema 'UMKM Menuju Digitalisasi' yang digelar Republika.co.id, Rabu (30/9).
Tantangan berikutnya, kata dia, memastikan internet bisa diakses di berbagai kabupaten dan desa. "Kita maunya jaringan 4G akan dibangun di seluruh Indonesia, dari sisi pemerintah harus dicover semua," kata Rosidi.
Pemerataan jaringan internet tersebut, menurutnya penting. Sebab merupakan kebutuhan fundamental bagi digitalisasi UMKM.
"Kita lihat percepatan pembangunan, lalu bagaimana edukasinya, ini merupakan peran semua sektor. Baik pemerintah, industri, maupun komunitas seperti organisasi sosial," tuturnya.
Vice President CSR PT PLN Ida Zubaidah menambahkan, kendala jaringan internet di daerah terpencil bisa diatasi dengan memanfaatkan keberadaan Rumah BUMN yang dimiliki oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Rumah itu tersebar di berbagai kota dan kabupaten.
"Jadi kalau terkendala akses internet, UMKM bisa bergabung ke Rumah BUMN. Di sana UMKM akan dibantu memasarkan produk dan sebagainya, termasuk pelatihan-pelatihan lalu akan dihubungkan ke pasar lewat online," jelasnya dalam kesempatan serupa.
UMKM di berbagai daerah remote, lanjutnya, bisa pula bergabung atau menjadi mitra Rumah BUMN PLN. Di sana terdapat berbagai pelatihan serta disediakan akses berjualan melalui berbagai e-commerce seperti Tokopedia dan lainnya.
"Kita fasilitasi, pelatihannya pun beragam. Dari bagaimana membuat foto lalu melakukan manajemen keuangan, tingkatkan packaging, pelatihannya juga dikemas jadi lebih menarik," tutur Ida.