REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bukit Asam, Tbk (PTBA) berkomitmen untuk terus melanjutkan proyek hilirisasi batu bara melalui pengubahan batubara kalori rendah menjadi Dymethil Ether (DME). Rencananya tahun depan perusahaan akan memulai melakukan EPC kontrak sebagai langkah awal pembangunan pabrik.
Direktur Utama PTBA, Arviyan Arifin menjelaskan proyek ini mempunyai nilai investasi sebesar 2,4 miliar dolar AS. Ia mentargetkan pada 2025 mendatang pabrik ini sudah bisa beroperasi dan bisa menekan angka ketergantungan impor elpiji.
"Soal hilirisasi batubara kita tetap proyek ini jalan terus. Karena untuk konstruksi itu butuh waktu sekitar 3,5 sampai 4 tahun. Tahun depan kita upayakan untuk bisa melakukan EPC dan pada 2025 mendatang pabrik ini sudah bisa beroperasi," ujar Arviyan dalam paparan daring, Rabu (30/9).
Ia menjelaskan proyek ini akan sepenuhnya dibiayai dan dibangun oleh investor, Air Product. Ia juga menjelaskan PTBA membantu dalam hal perizinan dan juga urusan administrasi. Nantinya PTBA akan menjadi pemasok utama batu bara pabrik ini dan Pertamina akan menjadi offtakernya.
"PTBA dalam hal ini bertindak sebagai pemasok batu bara. Pertamina sebagai offtaker produknya. Siapa investornya, itu yang membuat pabrik itu nantinya Air Product itu. Mereka bawa dana 2,4 miliar dolar AS ini. Kami siapkan infrastruktur dan sarana serta perizinan dan pasokan batu baranya," ujar Arviyan.