REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dampak pandemi covid-19 membuat konsumsi listrik menjadi turun. Kondisi ini kemudian membuat kebutuhan batu bara PLN juga turut berkurang seiring dengan pengoperasin PLTU yang juga berkurang.
Kepala Divisi Batubara PLN Harlen dalam sebuah diskusi virtual menjelaskan pada tahun ini saja secara total sebenarnya PLN membutuhkan batu bara sebanyak 109 juta ton. Namun karena pandemi, kebutuhan turun menjadi 95,6 juta ton.
"Dampak pandemi ini membuat pertumbuhan konsumsi listrik juga berubah. Hal ini kemudian membuat kebutuhan batu bara juga berubah signifikan," ujar Harlen, Rabu (16/9).
Ia juga memproyeksikan tahun depan PLN juga hanya butuh batu bara sebesar 98,01 juta ton. "Pemakaian batu bara kami jadi delay 2 tahun," ujar Harlen.
Dalam skenario moderat pasca-Covid PLN, kebutuhan batu bara PLTU tahun depan diperkirakan hanya akan mencapai 98,01 juta ton dari perkiraan semula 120,53 juta ton dan pada 2022 hanya mencapai 103,72 juta ton dari perkiraan semula 128,54 juta ton.
Kemudian pada 2023, proyeksi kebutuhan batu bara terkoreksi dari 135,13 juta ton menjadi 109,57 juta ton dan terkoreksi dari 136,77 juta ton menjadi 116,44 juta ton pada 2024.
Kebutuhan batu bara untuk PLTU milik PLN diperkirakan mulai terjadi trend kenaikan dari 2025 hingga 2029. Proyeksinya, yakni 121,98 juta ton pada 2025, 128,30 juta ton pada 2026, 134,88 juta ton pada 2027, 141,42 juta ton pada 2028, dan 147,32 juta ton pada 2029.