REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertumbuhan kinerja BNI Syariah tercatat positif per Agustus 2020. Sekretaris Perusahaan BNI Syariah, Bambang Sutrisno mengatakan pertumbuhan pembiayaan tercatat 15,7 persen secara tahunan.
"Aset BNI Syariah sampai dengan Agustus 2020 masih tumbuh positif 15,7 persen year on year (yoy) menjadi sekitar Rp 50 triliun," kata Bambang kepada Republika, Senin (28/9).
Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 16,4 persen (yoy) menjadi sekitar Rp 43 triliun. Bambang mengatakan peningkatan DPK tersebut dikontribusikan dari pertumbuhan dana murah (CASA).
Rasio CASA meningkat sekitar lima persen dari posisi yang sama tahun lalu menjadi 66,7 persen. Bambang menambahkan sisi Pembiayaan, per Agustus 2020 BNI Syariah telah menyalurkan pembiayaan sekitar Rp 31 triliun.
"BNI Syariah lebih berhati-hati dalam menyalurkan pembiayaan di masa pandemi saat ini dan lebih fokus kepada restrukturisasi pembiayaan yang terdampak Covid-19," kata dia.
Sejumlah strategi dilakukan dalam meningkatkan pertumbuhan dana dan pembiayaan. Seperti fokus ekspansi pada sektor ekonomi yang tahan terhadap kondisi pandemi dan mengoptimalkan ekspansi pada produk baru BNI Syariah.
Seperti di antaranya Pembiayaan Perumahan FLPP dan KUR Syariah yang potensinya masih cukup banyak. BNI Syariah telah resmi menyalurkan KUR dengan kuota sebesar Rp 700 miliar dan FLPP dengan target Rp 187,8 miliar atau 1.750 unit.
BNI Syariah juga memanfaatkan penyaluran Dana Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dari pemerintah. Perusahaan telah mengajukan perizinan untuk penyaluran dana sebesar PEN tersebut sebesar Rp 3 triliun.
Selain itu, Bambang mengatakan strategi lainnya adalah sosialisasi Layanan Digital BNI Syariah dalam rangka ekspansi dana ritel seperti produk Uang Elektronik Hasanahku dan Hasanah Mobile. Digital menjadi senjata penting di masa pandemi ini.