REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 120 korporasi meliputi BUMN, anak usaha BUMN, BUMD dan swasta ikut dalam program restrukturisasi polis asuransi PT Jiwasraya (Persero) dalam upaya penyelamatan perusahaan asuransi milik negara tersebut. Angka keikutsertaan nasabah korporasi dalam program penyelamatan polis Jiwasraya ini mengalami peningkatan signifikan sejak manajemen baru Jiwasraya mulai melakukan sosialisasi pada awal Agustus 2020, yang diawali dari nasabah korporasi.
Sekretaris Perusahaan Jiwasraya, Kompyang Wibisana kepada Antara di Jakarta, Selasa (22/9), mengatakan semakin banyaknya nasabah korporasi yang ikut dalam program penyelamatan polis didasarkan pada adanya pengertian dan pemahaman nasabah terhadap kondisi keuangan Jiwasraya saat ini.
Selain juga beberapa rencana penyelamatan yang sedang disiapkan oleh manajemen baru Jiwasraya bersama Kementerian BUMN dan Kementerian Keuangan selaku pemegang saham (ultimate shareholder). "Tim masih terus mengalkulasi nilai polis yang direstrukrurisasi dan sepertinya angkanya sudah ratusan miliar," kata Kompyang.
Meski begitu, Kompyang tidak merinci lebihlanjut nama korporasi yang ikut dalam program restrukturisasi itu. Ia hanya menjelaskan bahwa di masa awal sosialisasi program penyelamatan polis Jiwasraya banyak pertanyaan dari nasabah korporasi mengenai skenario restrukturisasi hingga kerisauan atas nasib polis-polis yang mereka tempatkan di Jiwasraya.
Menurut catatan, hingga 31 Juli 2020 liabilitas Jiwasraya telah menyentuh angka Rp 54 triliun dengan sisa aset di kisaran Rp 16,4 triliun, akibat besarnya tekanan beban bunga atau cost of fundatas polis-polis lama yang menjanjikan bunga tinggi bertenor panjang.
Dengan begitu, Jiwasraya pun harus mengalami kondisi ekuitas negatif mencapai Rp 37,6 triliun dan berpotensi terus membesar akibat beban bunga polis.
Setelah diberi pemahaman mengenai kondisi keuangan perseroan dan rencana pemerintah, Kompyang bilang banyak nasabah korporasi pun turut serta di dalam program penyelamatan polis Jiwasraya.
"Upaya dan kerja keras ini menjadi bukti atas komitmen yang serius manajemen baru bersama pemerintah dalam menyelamatkan polis-polis nasabah Jiwasraya. Yang harus digarisbawahi, manajemen baru Jiwasraya dibantu BPUI dan pemerintah itu bekerja keras untuk menyelamatkan polis-polis nasabah dengan kondisi yang ada seperti saat ini," ujar Kompyang.
Seperti yang diketahui, saat ini manajemen baru bersama PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) dan pemerintah berkomitmen untuk menyiapkan penyertaan modal negara (PMN) senilai Rp 20 triliun yang akan diberikan IFG Life selaku anak usaha BPUI. Nantinya, IFG Life akan menjadi perusahaan yang menampung polis-polis nasabah Jiwasraya yang bersedia mengikuti program penyelamatan polis.
Perusahaan asuransi ini diproyeksikan akan menjadi perusahaan dengan prospek bisnis yang profitabel dan berkelanjutan dikarenakan bisnis IFG Life akan menyasar asuransi jiwa, asuransi umum dan pengelolaan dana pensiun.
"Kalau penyelamatan polis untuk nasabah ritel dan saving plan, saat ini kami masih menyiapkan skema dan menunggu hasil rapat di level pemerintah bersama regulator. Sekali lagi kami mohon kesabaran para nasabah ya. Ketika semuanya clear dan memahami, Kami pikir proses perpindahan polis dari Jiwasraya ke IFG Life bisa lancar,” kata Kompyang.