REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) menyatakan, penjualan sepeda motor menurun drastis akibat dampak pandemi Covid-19. Pada Mei lalu, penurunan penjualan mencapai 82 persen lebih.
Ketua Bidang Komunikasi AISI Sigit Kumala menuturkan, penjualan sepeda motor pada kuartal pertama atau periode Januari sampai Maret tahun ini, masih stabil. Dengan penjualan di atas 500 ribu unit per bulan.
Ia mengungkapkan, penurunan penjualan mulai terasa pada akhir Maret. "Lalu pada April penjualan cukup berat karena pemberlakuan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) di Jabodetabek, sehingga terkoreksi 78 persen. Pada Mei lebih berat lagi, karena PSBB diterapkan di seluruh wilayah, penurunan lebih dari 82 persen," ujar Sigit dalam Industry Roundtable bertema 'Actualizing the Post Normal Year 2021 & Beyond' yang digelar secara virtual pada Selasa (22/9).
Saat masa PSBB, lanjutnya, hampir semua anggota AISI tidak ada yang melakukan produksi. Sebab harus mengikuti protokol kesehatan pemerintah. Ia melanjutkan, angka penjualan sepeda motor mulai membaik pada Juni ketika pelonggaran atau PSBB transisi diterapkan. "Kenaikan penjualan pada Juni menembus 650 persen, lalu Juli meningkat lagi 73 persen, sehingga penjualan mencapai 292 ribu unit sepeda motor," katanya.
Sigit menjelaskan, tren penjualan sepeda motor naik dari 2017 sampai 2019 terus meningkat. Rata-rata penjualannya sekitar 6,5 juta unit per tahun. Namun pada 2020, sambungnya, dampak pandemi tidak bisa dihindari. Hal itu membuat penjualan hingga Juli, hanya sekitar 2,1 juta unit, atau turun 42 persen dibandingkan periode sama tahun lalu.