REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo membuka Musyawarah Nasional IV Asosiasi Perusahaan Pengendalian Hama Indonesia (Aspphami) Tahun 2020 di Hotel Horison Ultima, Kota Bekasi, Jawa Barat, Kamis, (10/9).
Dalam pembukaannya, Mentan berharap Aspphami menjadi bagian penting dalam pengendalian hama dan bakteri pada semua komoditas pangan yang diimpor maupun ekspor. Aspphami juga diharapkan mampu bekerja sama dengan karantina untuk melakukan screening pada setiap barang yang masuk ke Indonesia.
"Assosiasi ini harus memberi dampak dan manfaat bagi semua orang," ujar Mentan saat menyampaikan pidato bertemakan Peran Fumigasi Dalam Peningkatan Daya Saing Ekspor.
Menurut Mentan, penyebaran hama dan bakteri harus benar-benar diperhatikan secara serius untuk memastikan masyrakat dalam kondisi sehat. Hama dan bakteri tidak boleh masuk kedalam produk maupun makanan Indonesia.
"Kalau begitu semua pintu keluar masuk ekspor impor harus dipastikan bebas dari hama dan bakteri. Kita semua harus bisa memperkuat negara ini dengan baik," katanya.
Di tempat yang sama Ketua DPP ASPPHAMI, Boyke Arie Pahlevi mendukung kebijakan Kementerian Pertanian dalam memperketat pemeriksaan keluar masuk komoditas ekspor dan impor pertanian.
"Kami mendukung semua kegiatan Kementan terkait pemeriksaan ekspor impor secara ketat. Bahkan kami sudah memiliki anggota Aspphami yang tersebar di semua pintu pelabuhan dan penerbangan," katanya.
Boyke menambahkan, saat ini sudah ada 90 perusahaan yang tercatat siap memperkuat kebijakan Kementan. Mereka akan bekerja dan memastikan pelaksanaan fumigasi secara serentak.
"Apa yang dikatakan pak Menteri akan kami laksanan dengan baik, terutama untuk kesehatan masyarakat. Makanya peran fumigasi ini akan kita dorong di semua wilayah," tutupnya.