REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Pengatur Hilir (BPH) Minyak dan Gas (Migas), M Fanshurullah Asa memberikan apresiasi terhadap kinerja Pertashop Sleman dengan penyaluran BBM Pertamax tertinggi se-Indonesia.
“Dengan penjualan omzet satu kiloliter (Kl) setiap hari, Pertashop ini bisa menjadi percontohan,” ujar Fanshurullah.
Pertashop di Desa Umbulharjo tersebut baru berjalan selama tiga bulan sejak Juni 2020 dan menyalurkan BBM harian sebanyak 600 liter per hari. Sementara pada saat weekend bisa mencapai 1-1,2 Kl.
“Ini gambaran riil bahwa bisnis ini sangat potensial, kisaran 2,5 tahun bisa kembali modal, sedangkan SPBU saja nilai investasi mencapai Rp 10 miliar, perlu 10 tahun untuk mencapai Break Even Point (BEP),” tambahnya.
Unit Manager Communication, Relations, & CSR Pertamina Marketing Operation Region (MOR) IV wilayah Jawa Tengah & DI Yogyakarta Anna Yudhiastuti mengungkapkan, pihaknya berupaya untuk terus menambah jumlah Pertashop di daerah pedesaan.
“Saat ini sudah ada 70 Pertashop di Provinsi Jawa Tengah dan DI Yogyakarta, kami berharap nantinya akan terus bertambah,” imbuh Anna.
Menurut Anna, Pertamina telah mengusung program One Village One Outlet (OVOO), di mana setiap satu kecamatan akan memiliki mini outlet Pertashop khususnya yang belum tersedia SPBU. “Kami memiliki dua skema investasi, yaitu investasi oleh Pertamina dan investasi oleh lembaga mitra seperti lembaga desa (BUMDes) ataupun lembaga swasta,” pungkasnya.
Anna menambahkan Pertashop merupakan wujud komitmen Pertamina dalam menyetarakan energi hingga pelosok negeri. “Melalui Pertashop masyarakat dapat menikmati pelayanan BBM setara SPBU di tengah desa,” tutup Anna.